kepalasekolah.id – Sambut HCPSN 5 November! Kenali 10 bunga & tanaman endemik kebanggaan Indonesia, mulai dari Rafflesia Arnoldii, Anggrek Hitam, hingga Bunga Bangkai Raksasa.
Setelah membahas fauna endemik, kini saatnya kita menoleh pada keindahan dan keunikan puspa (flora) endemik Indonesia, yang menjadi pilar kedua dari kekayaan hayati negeri. Puspa endemik adalah tumbuhan yang secara alamiah hanya dapat ditemukan tumbuh di Indonesia.
Pada Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) tanggal 5 November, kita diajak untuk kembali merenungkan dan menghargai warisan alam ini. Beberapa flora Indonesia bahkan memiliki julukan yang mendunia—dari yang terkecil hingga yang tertinggi, dari yang berbau harum hingga yang paling busuk, semua ada di Nusantara.
Berikut adalah 10 puspa endemik ikonik Indonesia yang wajib kita kenal dan jaga.
10 Puspa Endemik Ikonik Indonesia
- Padma Raksasa (Rafflesia arnoldii)
 
- Asal: Pulau Sumatera (Bengkulu, Lampung, Aceh).
 - Fakta Unik: Dijuluki Puspa Langka Nasional (sesuai Keppres No. 4 Tahun 1993). Bunga tunggal terbesar di dunia dengan diameter bisa mencapai 1 meter. Tidak memiliki batang, daun, atau akar, dan merupakan tumbuhan parasit.
 - Karakteristik: Mengeluarkan bau busuk yang menyengat untuk menarik serangga penyerbuk.
 
- Bunga Bangkai Raksasa (Amorphophallus titanum)
 
- Asal: Pulau Sumatera.
 - Fakta Unik: Sering tertukar dengan Rafflesia. Bunga ini sebenarnya adalah bunga majemuk terbesar di dunia. Tingginya bisa mencapai 4 meter. Bau busuknya mirip bangkai untuk menarik serangga.
 - Karakteristik: Tumbuhan dari suku talas-talasan yang memiliki siklus hidup unik antara fase daun dan fase bunga.
 
- Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis)
 
- Asal: Tersebar luas di Indonesia, dari Sumatera hingga Papua.
 - Fakta Unik: Dijuluki Puspa Pesona Nasional. Anggrek epifit (menempel di pohon) yang memiliki bunga besar, berwarna putih bersih dengan corak kuning dan merah di bagian tengahnya.
 - Karakteristik: Tumbuh subur di daerah dengan kelembapan tinggi dan menjadi salah satu komoditas anggrek hias paling populer.
 
- Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata)
 
- Asal: Pulau Kalimantan dan Sumatera.
 - Fakta Unik: Merupakan maskot flora provinsi Kalimantan Timur. Keunikan terletak pada bibir bunga (labellum) yang berwarna hitam pekat dengan sedikit garis hijau menyala.
 - Status Konservasi: Populasinya kian terancam akibat perusakan hutan.
 
- Pohon Eboni (Diospyros celebica)
 
- Asal: Pulau Sulawesi (khususnya Sulawesi Tengah dan Selatan).
 - Fakta Unik: Dikenal sebagai “Kayu Hitam Sulawesi”. Kayu ini sangat kuat, keras, dan indah karena warna hitam pekatnya, menjadikannya salah satu kayu termahal di dunia.
 - Karakteristik: Tumbuh lambat, butuh waktu ratusan tahun untuk mencapai ukuran matang, sehingga menjadikannya sangat rentan terhadap eksploitasi.
 
- Kantong Semar (Nepenthes spp.)
 
- Asal: Kalimantan dan Sumatera.
 - Fakta Unik: Tumbuhan karnivora yang menjebak serangga kecil dengan cairan di dalam kantungnya. Indonesia memiliki banyak sekali spesies Nepenthes yang endemik.
 - Karakteristik: Setiap spesies memiliki bentuk, warna, dan ukuran kantung yang berbeda-beda, menunjukkan keanekaragaman hayati yang tinggi.
 
- Matoa (Pometia pinnata)
 
- Asal: Pulau Papua.
 - Fakta Unik: Pohon khas Papua yang buahnya sangat digemari karena rasanya merupakan kombinasi unik antara kelengkeng, leci, dan rambutan.
 - Karakteristik: Pohon berukuran besar yang dapat tumbuh hingga 40 meter dengan batang yang kokoh.
 
- Cempaka Putih (Michelia alba)
 
- Asal: Pulau Jawa dan Sumatera.
 - Fakta Unik: Bunga yang memiliki aroma sangat harum dan kerap digunakan dalam upacara adat dan tradisi pernikahan.
 - Karakteristik: Pohonnya berukuran sedang dan bunganya berwarna putih gading yang bersih.
 
- Palem Merah (Cyrtostachys renda)
 
- Asal: Sumatera dan Kalimantan.
 - Fakta Unik: Sering digunakan sebagai tanaman hias karena pelepah daunnya yang berwarna merah cerah.
 - Karakteristik: Tumbuh bergerombol dan sangat menyukai habitat rawa atau tanah yang lembab.
 
- Jelutung Rawa (Dyera costulata)
 
- Asal: Sumatera dan Kalimantan.
 - Fakta Unik: Pohon penghasil getah lateks yang dikenal sebagai getah jelutung. Dahulu, getahnya digunakan sebagai bahan baku permen karet.
 - Karakteristik: Dapat tumbuh di hutan rawa gambut dan memiliki kayu yang ringan.
 
Pelestarian Puspa: Tanggung Jawab Generasi Muda
Keberadaan puspa endemik sangat krusial bagi ekosistem. Hutan hujan Indonesia yang menjadi rumah bagi flora ini berperan penting sebagai paru-paru dunia dan pengatur iklim. Sayangnya, banyak puspa indah ini terancam punah akibat deforestasi, alih fungsi lahan, dan perubahan iklim.
Di momen HCPSN ini, marilah kita mengambil peran aktif:
- Stop Eksploitasi: Jangan membeli atau mengoleksi puspa endemik yang diambil langsung dari alam liar.
 - Edukasi dan Advokasi: Sebarkan pengetahuan tentang tanaman langka dan pentingnya konservasi.
 - Tanam dan Rawat: Dukung program penanaman kembali flora lokal di lingkungan sekitar Anda.
 
Dengan melindungi hutan dan puspanya, kita menjaga keseimbangan alam Indonesia. Selamat Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional!
Sumber Informasi
- Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1993 (Tentang Bunga Nasional: Padma Raksasa, Anggrek Bulan, Melati).
 - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI.
 - Kebun Raya Indonesia dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) (Untuk data persebaran dan ancaman).
 
