kepalasekolah.id – Download Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Pendidikan Pancasila Kelas 6 Bab 4: Belajar Bermusyawarah. Musyawarah bukan hanya sebuah proses rapat atau diskusi, melainkan jantung kehidupan demokrasi Pancasila. Sejak lama, bangsa Indonesia memegang teguh prinsip bahwa keputusan terbaik lahir dari kebersamaan, bukan dari kemenangan satu pihak. Nilai luhur inilah yang menjadi dasar dari Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 6 Bab 4 – “Belajar Bermusyawarah”, yang disusun berdasarkan Kurikulum Merdeka Tahun 2025/2026.
Melalui bab ini, siswa diajak untuk mengalami langsung bagaimana musyawarah dilakukan, bukan sekadar memahaminya secara teori. Mereka berlatih berbicara, mendengarkan, menghargai, dan mengambil keputusan secara mufakat. Pendekatan yang digunakan adalah Deep Learning dan Project-Based Learning, dua strategi yang mendorong siswa untuk berpikir reflektif dan kolaboratif.
Musyawarah yang selama ini mungkin dianggap sekadar kegiatan formal di kelas, diubah menjadi proses pembelajaran bermakna yang menggembirakan dan membangun karakter.
Daftar Isi
Fokus Pembelajaran: Bermusyawarah untuk Kepentingan Bersama
Bab ini berfokus pada penguatan nilai-nilai dasar demokrasi Pancasila melalui praktik nyata. Siswa tidak hanya mengetahui pengertian musyawarah, tetapi juga memahami mengapa dan bagaimana musyawarah harus dilakukan dengan menghargai setiap pendapat.
Tujuan utamanya adalah agar peserta didik:
-
Menjelaskan makna musyawarah dan manfaatnya dalam kehidupan bersama.
-
Menerapkan prinsip-prinsip musyawarah dalam mengambil keputusan di kelas.
-
Menunjukkan sikap menghargai pendapat dan menerima hasil mufakat dengan lapang dada.
-
Melaksanakan hasil keputusan sebagai bentuk tanggung jawab bersama.
Proses pembelajaran dirancang melalui 4 pertemuan (16 JP), yang terbagi menjadi dua blok besar:
-
Blok 1: Mengenal dan Merencanakan Musyawarah (Pertemuan 1–2)
-
Blok 2: Praktik dan Pengambilan Keputusan (Pertemuan 3–4)
Dengan alur yang sistematis, setiap pertemuan membentuk pengalaman belajar yang saling melengkapi — dari mengenal konsep, berlatih, mempraktikkan, hingga melaksanakan hasil keputusan.
Blok 1: Mengenal dan Merencanakan Musyawarah
Pertemuan 1 – Musyawarah, Tradisi Hebat Bangsa Kita
Pembelajaran diawali dengan cerita tentang rembug desa, kerapatan adat, dan tradisi diskusi di berbagai daerah di Indonesia. Guru menumbuhkan rasa bangga siswa terhadap budaya musyawarah sebagai warisan luhur bangsa.
Pertanyaan pemantik seperti, “Mengapa nenek moyang kita lebih memilih berdiskusi daripada bertengkar?” membantu siswa berpikir reflektif dan kritis.
Guru kemudian memberikan studi kasus kontekstual: Kelas akan mengadakan kegiatan class meeting. Ada dua usulan kegiatan: lomba cerdas cermat dan lomba olahraga. Siswa diminta mendiskusikan tiga cara pengambilan keputusan: guru yang memutuskan, voting, atau musyawarah.
Diskusi sederhana ini membantu anak memahami kelebihan musyawarah dibanding cara lainnya—bahwa mendengarkan dan mencari mufakat adalah wujud keadilan dan penghargaan terhadap semua suara.
Di akhir pertemuan, guru memperkenalkan proyek kelas: “Kita akan benar-benar bermusyawarah untuk memutuskan kegiatan class meeting!”
Pertemuan 2 – Simulasi Musyawarah: Tahap Persiapan
Pada pertemuan ini, siswa mulai berlatih menjadi pelaku musyawarah sesungguhnya. Mereka membagi peran:
-
Pimpinan musyawarah – memandu jalannya diskusi, memastikan semua mendapat giliran.
-
Notulis – mencatat pendapat dan hasil sementara.
-
Anggota musyawarah – aktif menyampaikan pendapat dengan sopan dan mendengarkan yang lain.
Guru menegaskan prinsip dasar: angkat tangan sebelum bicara, dengarkan teman, berbicara sopan, dan jangan marah jika pendapatmu berbeda.
Siswa kemudian melakukan latihan singkat menyampaikan pendapat. Kelas terbagi dalam dua tim: pendukung lomba cerdas cermat dan tim olahraga. Masing-masing menyiapkan argumen yang baik untuk kepentingan bersama, bukan untuk “menang”.
Proses ini memperkenalkan anak pada nilai penting demokrasi: setiap pendapat layak didengar, tetapi keputusan harus membawa manfaat bersama.
Blok 2: Praktik dan Pengambilan Keputusan
Pertemuan 3 – Musyawarah Kelas Dimulai!
Kegiatan inti dari bab ini adalah pelaksanaan musyawarah kelas yang sesungguhnya.
Ruang kelas diatur melingkar, menciptakan suasana inklusif. Guru berperan sebagai fasilitator, sementara pimpinan musyawarah memimpin jalannya diskusi.
Setiap siswa menyampaikan pendapatnya, sementara notulis mencatat semua usulan di papan tulis.
Guru membiarkan siswa memproses perbedaan pendapat dan belajar mencapai kesepakatan dengan mufakat.
Diskusi berlangsung dinamis. Pimpinan musyawarah menanyakan kemungkinan solusi tengah seperti,
“Bagaimana kalau kita adakan dua jenis lomba, cerdas cermat dan lari estafet, agar semua senang?”
Saat mufakat tercapai, pimpinan mengetuk “palu sidang” dan membacakan hasil keputusan.
Siswa merasakan langsung kegembiraan demokrasi — bahwa keputusan bersama terasa lebih adil dan membahagiakan daripada keputusan sepihak.
Kegiatan ditutup dengan refleksi:
“Bagaimana rasanya pendapatmu didengarkan?”
“Apa yang paling sulit saat bermusyawarah?”
“Bagaimana agar musyawarah berjalan lancar?”
Refleksi ini memperkuat kesadaran sosial dan melatih empati.
Pertemuan 4 – Menindaklanjuti Hasil Musyawarah
Musyawarah tidak berhenti pada keputusan, tetapi berlanjut pada tindakan nyata.
Guru menegaskan makna tanggung jawab: “Keputusan bersama berarti tanggung jawab bersama.”
Siswa membentuk panitia kecil untuk melaksanakan hasil musyawarah, misalnya Panitia Lomba Cerdas Cermat dan Panitia Lomba Lari Estafet. Setiap kelompok membuat rencana kerja: tugas masing-masing, perlengkapan yang dibutuhkan, dan waktu pelaksanaan.
Kegiatan ini memperkuat nilai gotong royong, kepemimpinan, dan tanggung jawab sosial.
Di akhir pertemuan, setiap ketua panitia menempelkan hasil rencananya di “Mading Keputusan Kelas.”
Guru mengakhiri dengan apresiasi terhadap semua peserta yang telah berpartisipasi aktif dalam proses demokratis tersebut.
Asesmen dan Refleksi
Modul Bab 4 menekankan penilaian autentik berbasis proses:
-
Asesmen Diagnostik: Tanya jawab tentang pengalaman siswa mengikuti rapat atau diskusi sebelumnya.
-
Asesmen Formatif: Observasi keterampilan musyawarah, seperti menyampaikan pendapat, mendengarkan, dan menghargai perbedaan.
-
Asesmen Sumatif: Penilaian proyek dan rencana tindak lanjut hasil musyawarah menggunakan rubrik tanggung jawab dan kerja sama.
Selain itu, guru dan siswa sama-sama melakukan refleksi.
-
Refleksi siswa: Bagaimana perasaan saat pendapat didengar? Bagaimana sikapku saat keputusan berbeda dari pendapatku?
-
Refleksi guru: Apakah simulasi berjalan efektif? Apakah semua siswa terlibat? Apa keterampilan yang masih perlu diperkuat?
Kegiatan refleksi ini memperkaya pengalaman belajar dan menjaga agar proses pembelajaran tetap berpihak pada perkembangan karakter siswa.
Pembelajaran Mendalam: Demokrasi yang Hidup di Kelas
Pendekatan Deep Learning menjadikan musyawarah bukan sekadar teori, melainkan pengalaman konkret. Anak-anak tidak hanya tahu “apa itu musyawarah,” tetapi merasakan dan menghidupinya.
Dengan terlibat dalam simulasi nyata, mereka belajar tentang:
-
Keterampilan sosial: berbicara, mendengarkan, menghargai.
-
Keterampilan berpikir kritis: menganalisis masalah dan mencari solusi terbaik.
-
Nilai karakter: tanggung jawab, empati, dan semangat gotong royong.
Melalui metode Project-Based Learning, anak-anak belajar memecahkan masalah kelas secara nyata — bukan hanya melalui lembar kerja. Hasilnya, mereka tidak hanya menjadi siswa yang tahu arti musyawarah, tetapi juga menjadi pelaku demokrasi yang bijak.
Kesimpulan: Musyawarah sebagai Cermin Kedewasaan Demokrasi
Bab 4 ini menjadi salah satu contoh terbaik penerapan pembelajaran mendalam dalam Pendidikan Pancasila. Melalui pengalaman nyata, anak-anak belajar bahwa musyawarah bukan sekadar rapat, melainkan cara hidup bersama secara adil dan beradab.
Dengan bimbingan guru yang reflektif dan kreatif, siswa tumbuh menjadi pribadi yang terbuka terhadap perbedaan, berani berpendapat, dan bertanggung jawab atas keputusan bersama.
Inilah esensi dari nilai-nilai luhur Pancasila yang dihidupkan melalui pendidikan: musyawarah untuk mufakat demi kebahagiaan bersama.
Download Modul Pembelajaran Mendalam
Pendidikan Pancasila Kelas 6 Bab 1
Pendidikan Pancasila Kelas 6 Bab 2
Pendidikan Pancasila Kelas 6 Bab 3
Pendidikan Pancasila Kelas 6 Bab 4
Pendidikan Pancasila Kelas 6 Bab 5