kepalasekolah.id – Download Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Pendidikan Pancasila Kelas 6 Bab 5: Menghormati Perbedaan Budaya dan Agama dalam Kehidupan Sehari-hari. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan perbedaan budaya, suku, dan agama. Di tengah keberagaman itu, diperlukan upaya sejak dini untuk menanamkan nilai toleransi dan rasa hormat terhadap sesama. Itulah semangat yang diusung oleh Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 6 Bab 5: Menghormati Perbedaan Budaya dan Agama dalam Kehidupan Sehari-hari, yang diterbitkan berdasarkan Kurikulum Merdeka Tahun 2025/2026.
Bab ini hadir bukan sekadar mengajarkan teori tentang keberagaman, tetapi mengajak siswa mengalami langsung keindahan perbedaan melalui kegiatan interaktif dan kolaboratif. Dengan pendekatan Deep Learning dan model Problem-Based Learning, pembelajaran menjadi bermakna, kontekstual, dan berorientasi pada pembentukan karakter.
Daftar Isi
- 1 Fokus Pembelajaran: Toleransi dan Bhinneka Tunggal Ika
- 2 Blok 1: Mengenal Kekayaan Bangsa
- 3 Blok 2: Membangun Sikap Toleransi
- 4 Blok 3: Aksi Bersama dalam Keberagaman
- 5 Asesmen Otentik dan Refleksi
- 6 Pengayaan dan Remedial yang Humanis
- 7 Profil Pelajar Pancasila dalam Bab 5
- 8 Kesimpulan: Merayakan Keberagaman dengan Hati Terbuka
Fokus Pembelajaran: Toleransi dan Bhinneka Tunggal Ika
Bab ini memiliki tujuan utama untuk membantu siswa memahami, menghormati, dan menjaga keberagaman budaya serta agama di Indonesia. Peserta didik diajak untuk menyadari bahwa perbedaan bukanlah sumber perpecahan, melainkan kekayaan yang menyatukan.
Kegiatan pembelajaran dirancang selama 20 jam pelajaran (5 pertemuan) dengan pengalaman belajar yang berlapis: mulai dari mengenali keberagaman di sekitar mereka, membangun sikap empati dan toleransi, hingga mengekspresikan pesan persatuan melalui proyek kolaboratif bertajuk “Dinding Bhinneka Tunggal Ika.”
Pendekatan ini membantu siswa berpikir reflektif tentang nilai-nilai kemanusiaan dan menginternalisasi makna semboyan nasional “Berbeda-beda tetapi tetap satu.”
Blok 1: Mengenal Kekayaan Bangsa
Pertemuan 1 – Peta Keberagaman Kelas Kita
Kegiatan diawali dengan aktivitas Gallery Walk sederhana yang melibatkan identitas diri siswa. Setiap peserta didik menulis nama, daerah asal orang tua, dan makanan khas daerahnya di secarik kertas, lalu menempelkannya di dada.
Siswa berkeliling saling membaca identitas teman-temannya tanpa berbicara. Guru kemudian mengajak refleksi: “Ternyata kelas kita seperti Indonesia kecil, ya! Apa yang kalian rasakan melihat keberagaman ini?”
Selanjutnya, guru menampilkan peta Indonesia dan meminta siswa menempelkan identitas mereka sesuai daerah asal. Peta besar ini menjadi Peta Keberagaman Kelas Kita. Diskusi ringan pun muncul tentang persamaan mereka sebagai warga negara Indonesia.
Kegiatan ini menumbuhkan kesadaran bahwa meskipun berbeda suku, mereka semua berada di bawah satu semangat: Bhinneka Tunggal Ika.
Pertemuan 2 – Jendela Budaya dan Agama Nusantara
Pada pertemuan berikutnya, siswa dibagi menjadi kelompok ahli yang mempelajari tema berbeda seperti rumah adat, pakaian tradisional, tarian daerah, dan tempat ibadah. Masing-masing kelompok diberi gambar, artikel, atau video pendek.
Setelah memahami tema mereka, anggota kelompok ahli menyebar untuk bergabung dengan “kelompok baru” agar bisa berbagi pengetahuan kepada teman lain. Kegiatan ini mengajarkan kemampuan komunikasi, kerja sama, serta menghargai keragaman budaya dan agama.
Melalui metode ini, siswa belajar dari teman sebaya dan mengalami Deep Learning secara alami: menemukan makna dari keberagaman melalui interaksi nyata.
Blok 2: Membangun Sikap Toleransi
Pertemuan 3 – Role-Playing: Jika Aku Menjadi Dia
Salah satu kegiatan paling menarik dalam Bab 5 adalah role-playing atau permainan peran bertema “Jika Aku Menjadi Dia.” Guru membagikan skenario yang menggambarkan perbedaan budaya atau agama dalam kehidupan sehari-hari, seperti:
-
Teman harus beribadah saat kegiatan kelompok berlangsung.
-
Seorang teman membawa makanan khas daerah yang belum dikenal.
-
Saat perayaan keagamaan tertentu, teman tidak bisa ikut bermain.
Setiap kelompok mendiskusikan solusi terbaik dan memerankan adegan di depan kelas. Dari kegiatan ini, siswa belajar memahami sudut pandang orang lain, menumbuhkan empati, serta belajar menyelesaikan konflik dengan cara yang damai.
Pembelajaran ini juga menanamkan prinsip joyful learning — belajar dengan gembira sekaligus penuh makna.
Pertemuan 4 – Melestarikan Budaya, Menjaga Persatuan
Untuk memperkuat kecintaan terhadap budaya nasional, guru memulai pertemuan ini dengan memutar lagu daerah seperti “Ampar-Ampar Pisang” atau “Manuk Dadali.” Anak-anak bernyanyi bersama dengan penuh semangat.
Setelah itu, mereka berdiskusi: “Bagaimana agar lagu dan budaya daerah kita tidak hilang?”
Dalam kelompok kecil, siswa melakukan curah pendapat dan menulis ide-ide kreatif pada kertas besar bertema “Cara Kami Melestarikan Budaya.”
Beberapa ide yang muncul antara lain: belajar tarian daerah, memakai batik pada hari tertentu, mengenalkan makanan khas kepada teman, hingga menonton pertunjukan budaya. Guru menegaskan bahwa melestarikan budaya adalah bentuk cinta tanah air dan perwujudan nilai Pancasila.
Blok 3: Aksi Bersama dalam Keberagaman
Pertemuan 5 – Proyek Kolaboratif “Dinding Bhinneka Tunggal Ika”
Pertemuan terakhir menjadi puncak dari seluruh kegiatan. Guru menunjukkan dinding kosong di kelas dan mengumumkan: “Kita akan membuat Dinding Bhinneka Tunggal Ika, simbol persatuan kita semua.”
Siswa bekerja dalam kelompok yang beragam untuk membuat karya seperti poster ajakan toleransi, kolase budaya, atau puisi bertema persatuan.
Karya-karya tersebut kemudian ditempel di dinding kelas dan menjadi pengingat visual bahwa keberagaman adalah kekuatan bangsa.
Kegiatan ini menjadi pengalaman kolaboratif yang tidak hanya menanamkan nilai, tetapi juga menumbuhkan kebanggaan sebagai bagian dari Indonesia yang majemuk.
Asesmen Otentik dan Refleksi
Modul ini menggunakan asesmen autentik yang menilai proses sekaligus hasil pembelajaran.
-
Asesmen Diagnostik: dilakukan pada awal bab melalui Gallery Walk identitas diri untuk memetakan pemahaman awal siswa tentang keberagaman.
-
Asesmen Formatif: guru menilai sikap toleransi, empati, dan kerja sama selama diskusi dan role-playing.
-
Asesmen Sumatif: berupa penilaian terhadap produk proyek “Dinding Bhinneka Tunggal Ika” berdasarkan kreativitas, pesan, dan kolaborasi.
Refleksi menjadi bagian penting dari pendekatan Deep Learning. Guru mengajak siswa menjawab pertanyaan sederhana seperti:
“Apa hal baru yang aku pelajari tentang budaya temanku?”
“Bagaimana perasaanku saat bekerja dengan teman yang berbeda?”
“Apa yang akan aku lakukan setelah belajar tentang menghormati perbedaan?”
Guru pun turut merefleksikan proses pembelajaran: apakah semua siswa merasa aman dan dihargai, serta metode apa yang paling efektif menumbuhkan empati.
Pengayaan dan Remedial yang Humanis
Bagi siswa yang menunjukkan pemahaman mendalam, guru memberi tugas pengayaan berupa riset sederhana tentang upacara adat di daerah lain. Mereka kemudian mempresentasikan temuannya dalam bentuk cerita bergambar atau video pendek.
Untuk siswa yang masih kesulitan, guru menggunakan pendekatan remedial yang hangat dan empatik: menonton video persahabatan anak-anak lintas agama dan mendiskusikan pesan moralnya.
Dengan demikian, setiap anak mendapat ruang untuk berkembang sesuai potensinya tanpa kehilangan makna pembelajaran.
Profil Pelajar Pancasila dalam Bab 5
Bab ini berkontribusi besar terhadap pembentukan dimensi Profil Pelajar Pancasila, di antaranya:
-
Berkebinekaan Global: mengenal dan menghargai budaya dengan penuh rasa ingin tahu.
-
Gotong Royong: bekerja sama dalam kelompok yang beragam untuk mencapai tujuan bersama.
-
Beriman dan Berakhlak Mulia: menghormati orang lain yang berbeda agama dan pandangan.
Nilai-nilai ini memperkuat keutuhan identitas nasional sekaligus membekali siswa dengan sikap terbuka di tengah masyarakat global.
Kesimpulan: Merayakan Keberagaman dengan Hati Terbuka
Melalui Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Pendidikan Pancasila Kelas 6 Bab 5, siswa belajar bahwa keberagaman bukanlah hal yang menakutkan, melainkan sumber kekuatan.
Anak-anak tidak hanya mengetahui konsep toleransi, tetapi juga mengalaminya secara langsung dalam kehidupan sekolah.
Dari Gallery Walk hingga Dinding Bhinneka Tunggal Ika, setiap kegiatan dirancang untuk menumbuhkan empati, rasa hormat, dan kebanggaan menjadi bagian dari bangsa Indonesia yang majemuk.
Inilah wujud nyata pembelajaran mendalam yang menumbuhkan karakter — bukan hanya mencerdaskan pikiran, tetapi juga mencerahkan hati untuk hidup dalam damai dan kebersamaan.
Download Modul Pembelajaran Mendalam
Pendidikan Pancasila Kelas 6 Bab 1
Pendidikan Pancasila Kelas 6 Bab 2
Pendidikan Pancasila Kelas 6 Bab 3
Pendidikan Pancasila Kelas 6 Bab 4
Pendidikan Pancasila Kelas 6 Bab 5
