kepalasekolah.id – Contoh TP dan ATP IPAS Fase D Berdasarkan CP: Panduan Guru SMP Menyusun Pembelajaran Kurikulum Merdeka. IPAS Fase D ditujukan untuk peserta didik jenjang SMP kelas 7, 8, dan 9, di mana mereka mulai diajak menganalisis fenomena alam dan sosial dengan pendekatan ilmiah yang lebih dalam. Jika pada jenjang SD siswa berfokus pada pengamatan langsung dan percobaan sederhana, maka di fase ini siswa mulai menghubungkan fenomena dengan konsep, teori, dan dampaknya terhadap kehidupan.
Guru memegang peran penting untuk menerjemahkan Capaian Pembelajaran (CP) menjadi Tujuan Pembelajaran (TP) yang lebih operasional serta Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) yang runtut. Namun, masih banyak guru yang merasa kesulitan karena CP hanya memberikan gambaran besar, sementara TP dan ATP harus dirinci, diurutkan, dan disesuaikan dengan kalender pembelajaran.
Artikel ini memberikan panduan komprehensif untuk membantu guru SMP menyusun TP dan ATP IPAS Fase D yang dapat langsung digunakan atau disesuaikan.
Fase D mencakup seluruh jenjang SMP dan merupakan fase krusial dalam membangun literasi sains, kesadaran lingkungan, pemahaman sosial, serta keterampilan berpikir kritis yang dibutuhkan untuk jenjang SMA/SMK.
Daftar Isi
Capaian Pembelajaran IPAS Fase D – Ringkasan
Ringkasan CP IPAS Fase D berdasarkan dokumen resmi Kurikulum Merdeka:
-
Siswa dapat menjelaskan konsep-konsep sains dasar seperti sistem organ manusia, zat dan perubahannya, energi, gerak, gaya, gelombang, dan interaksi organisme dalam ekosistem.
-
Siswa memahami konsep dasar sosial seperti struktur masyarakat, aktivitas ekonomi, pemanfaatan sumber daya, perubahan sosial, dan peran teknologi dalam kehidupan.
-
Siswa mampu melakukan proses ilmiah: mengamati, merumuskan masalah, menguji hipotesis sederhana, melakukan percobaan, dan menyajikan hasil investigasi.
-
Siswa dapat menganalisis dampak kegiatan manusia terhadap lingkungan serta merumuskan gagasan solusi.
-
Siswa dapat menghubungkan fenomena alam dan sosial dalam kehidupan sehari-hari melalui pendekatan IPAS yang terintegrasi.
CP pada fase ini bersifat konseptual dan menuntut analisis yang lebih mendalam dibanding fase SD.
Panduan Menyusun TP dari CP Fase D
Untuk menurunkan CP menjadi TP, guru dapat melakukan langkah berikut:
-
Identifikasi konsep inti dalam CP
Contoh: gaya, energi, faktor biotik–abiotik, daur biogeokimia, pemanfaatan SDA, dinamika sosial. -
Tentukan kemampuan yang dapat diamati
Contoh: menganalisis grafik, membuat laporan percobaan, membedakan jenis perubahan zat. -
Gunakan kata kerja operasional tingkat SMP
Seperti: menginterpretasi, membandingkan, merumuskan, menganalisis, menyimpulkan. -
Pastikan TP menuntun pada keterampilan proses ilmiah
Bukan sekadar hafalan konsep. -
Sesuaikan dengan konteks lokal
Misalnya kondisi lingkungan sekitar sekolah, budaya daerah, potensi sumber daya setempat.
Contoh Tujuan Pembelajaran (TP) IPAS Fase D Kelas 7–9 SMP
Elemen: Sains Fisik
-
Siswa mampu membedakan perubahan fisika dan kimia berdasarkan bukti pengamatan.
-
Siswa mampu menjelaskan hubungan antara gaya, massa, dan percepatan dalam kehidupan sehari-hari.
-
Siswa dapat menganalisis perpindahan energi dalam berbagai sistem sederhana.
-
Siswa mengenali karakteristik gelombang dan pemanfaatannya.
Elemen: Sains Hayati
-
Siswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi organ tubuh manusia.
-
Siswa dapat menganalisis peran faktor biotik dan abiotik dalam ekosistem.
-
Siswa dapat menjelaskan interaksi organisme dalam rantai atau jejaring makanan.
-
Siswa dapat merumuskan dampak pencemaran lingkungan dan alternatif solusi.
Elemen: Ilmu Sosial
-
Siswa dapat menganalisis interaksi sosial dalam masyarakat multikultural.
-
Siswa mampu menjelaskan aktivitas ekonomi dan peran pelaku ekonomi.
-
Siswa dapat menjelaskan dinamika perubahan sosial di lingkungan sekitar.
-
Siswa memahami hubungan antara pemanfaatan SDA dan keberlanjutan lingkungan.
Elemen: Proses Ilmiah
-
Siswa dapat merancang percobaan sederhana sesuai langkah ilmiah.
-
Siswa mampu menyajikan data dalam grafik atau tabel.
-
Siswa dapat menarik kesimpulan dari hasil percobaan atau pengamatan lapangan.
-
Siswa mampu mempresentasikan temuan menggunakan bahasa ilmiah.
Contoh ATP IPAS Fase D
Berikut contoh ATP yang bisa diterapkan lintas semester.
Tema Besar 1: Zat dan Perubahannya
-
Siswa mengamati contoh perubahan wujud zat dalam kehidupan sehari-hari.
-
Siswa melakukan percobaan perubahan fisika dan kimia.
-
Siswa mencatat hasil percobaan ke dalam tabel.
-
Siswa membedakan perubahan fisika dan kimia berdasarkan bukti data.
-
Siswa menyimpulkan pengaruh energi terhadap perubahan zat.
Tema Besar 2: Gaya, Gerak, dan Energi
-
Siswa mengidentifikasi gaya yang bekerja pada benda bergerak.
-
Siswa melakukan percobaan hubungan gaya, massa, dan percepatan.
-
Siswa menggambar grafik hubungan ketiga variabel tersebut.
-
Siswa menganalisis hubungan gaya–percepatan–massa.
-
Siswa menyimpulkan hukum gerak berdasarkan data percobaan.
Tema Besar 3: Sistem Organ dan Ekosistem
-
Siswa mempelajari struktur organ tubuh manusia melalui gambar atau model.
-
Siswa menjelaskan fungsi sistem organ (pencernaan, pernapasan, peredaran darah).
-
Siswa menganalisis interaksi antarorgan.
-
Siswa mengidentifikasi faktor biotik–abiotik pada ekosistem sekitar sekolah.
-
Siswa membuat jejaring makanan berdasarkan observasi lapangan.
Tema Besar 4: Sumber Daya Alam dan Perubahan Sosial
-
Siswa mengidentifikasi jenis-jenis SDA di daerahnya.
-
Siswa membahas dampak eksploitasi SDA terhadap masyarakat.
-
Siswa melakukan wawancara tentang perubahan sosial di lingkungan sekitar.
-
Siswa menganalisis hasil wawancara dalam kelompok.
-
Siswa mempresentasikan solusi keberlanjutan yang mungkin dilakukan.
Penutup
IPAS Fase D memberikan tantangan sekaligus kesempatan bagi guru dan siswa untuk memperdalam pemahaman tentang sains dan sosial secara terintegrasi. Dengan TP dan ATP yang disusun secara cermat berdasarkan CP, pembelajaran IPAS dapat menjadi sarana bagi siswa untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, dan memahami hubungan manusia dengan alam secara lebih luas.
Panduan ini dapat langsung digunakan atau dimodifikasi. Semakin kontekstual perangkat ajar yang dibuat, semakin bermakna pengalaman belajar siswa di tingkat SMP.
