Ebook 1095 hari menjadi Kepala Sekolah

Guru Muda: Antara Semangat Membara, Idealismenya, dan Tantangan Mengatur Energi Mereka

BAB 5 – Guru Muda: Antara Semangat Membara, Idealismenya, dan Tantangan Mengatur Energi Mereka. Kalau guru senior adalah penopang tradisi sekolah, maka guru muda adalah motor perubahan. Mereka datang dengan energi tinggi, ide segar, dan keberanian mencoba hal-hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Tapi seperti mesin baru, energi mereka perlu diarahkan, bukan dibiarkan liar. Sebaliknya, terlalu banyak “pengendalian” justru membuat mereka kehilangan semangat. Di sinilah kepala sekolah harus punya seni memimpin yang fleksibel, modern, tapi tetap berwibawa. Guru muda bisa jadi sahabat, aset, dan penggerak sekolah—asal Anda tahu cara menghadapi mereka.

Guru Muda Biasanya Tidak Takut pada Kepala Sekolah—Tapi Takut Dinilai Tidak Kompeten

Guru senior takut salah karena menjaga reputasi. Guru muda takut salah karena merasa sedang “dibentuk”. Jadi bukan ancaman jabatan yang membuat mereka patuh, tetapi pengakuan profesional. Cara mendekatinya yaitu dengan cara beri pujian saat mereka melakukan hal baik, beri ruang untuk bereksperimen dan tunjukkan bahwa ide mereka didengar.

Kalimat yang sederhana tapi sangat efektif: “Ibu punya ide bagus. Coba dikembangkan, nanti saya dukung pelaksanaannya.” Guru muda akan bekerja dua kali lebih semangat saat merasa dihargai.

Jangan Mengkritik Secara Keras—Gunakan Pendekatan Generasi

Guru muda biasanya termasuk Gen Z atau milenial. Mereka tidak cocok dengan teguran keras, apalagi di depan umum. Tekanan berlebih malah membuat mereka defensif atau diam-diam tidak lagi menghormati Anda. Gunakan pola komunikasi yang lebih konstruktif:  “Bagaimana kalau kita coba begini?”. “Menurut Ibu, apa yang membuat kelas tadi agak sulit dikendalikan?”. “Saya tahu Ibu sudah berusaha, tinggal sedikit kita perbaiki.” Prinsipnya kritik yang dibungkus dialog akan lebih diterima.

Beri Mereka “Panggung” Untuk Bekerja

Guru muda biasanya datang dengan kemampuan IT yang lebih baik, energi untuk menjalankan event, kreativitas membuat konten, keberanian mencoba metode baru. Sayangnya, di banyak sekolah guru muda justru tenggelam karena dianggap “anak baru”. Sebagai kepala sekolah, Anda bisa membalik keadaan yaitu dengan cara beri mereka peran dalam event besar, tunjuk mereka jadi ketua panitia kegiatan kreatif, izinkan mereka mengurus media sosial sekolah, libatkan mereka sebagai penggerak perubahan kecil. Panggung yang tepat akan membuat mereka berkembang, dan sekolah ikut berkembang.

Jangan Sampai Anda Tampak “Lebih Akrab Dengan Guru Muda”

Ini penting. Banyak kepala sekolah baru terjebak dalam situasi ini:

Guru senior sering canggung, bicara formal, dan menjaga jarak. Guru muda lebih santai, mudah diajak bercanda, dan sering mendatangi Anda untuk berdiskusi. Kalau Anda tidak hati-hati, guru senior bisa merasa:

“Bapak lebih suka sama yang muda-muda.”

Keharmonisan sekolah bisa terganggu. Cara aman yaitu tetap bersikap profesional dengan guru muda, jangan terlalu sering nongkrong hanya dengan mereka, tunjukkan waktu khusus untuk berinteraksi dengan guru senior, pastikan keputusan Anda tidak terlihat bias.

Atur Energi Mereka Jangan Sampai “Over Acting”

Guru muda sering datang dengan semangat membara. Ini bagus… sampai mereka mengambil terlalu banyak tugas, membuat ide yang tidak realistis, memulai program tapi tidak menuntaskannya, terlalu percaya diri sampai menyinggung guru senior. Anda harus menjadi penyetel ritme, bukan pemadam semangat. Caranya bantu mereka menyusun timeline, arahkan agar kerja mereka terjadwal, ingatkan bahwa sekolah tidak bisa bergerak terlalu cepat, libatkan guru senior sebagai pendamping agar terjadi keseimbangan. Dengan begitu, energi guru muda tetap positif tanpa menimbulkan konflik internal.

Ketahui Tipe Guru Muda dan Cara Mengaturnya

  1. Guru Muda Ambisius

Selalu ingin maju, ingin dikenal, dan ingin cepat naik posisi. Cara menghadapinya: Libatkan, tetapi beri batasan jelas.

  1. Guru Muda Kreatif

Suka membuat konten, dekorasi kelas, dan kegiatan unik. Cara menghadapinya: Berikan proyek visual atau event kreatif.

  1. Guru Muda Introvert

Sering bekerja senyap, tidak menonjol, tapi pekerjaannya rapi. Cara menghadapinya: Beri tugas yang membutuhkan ketelitian, bukan panggung.

  1. Guru Muda Pengamat

Tidak banyak bicara, tapi kritis terhadap manajemen. Cara menghadapinya: Ajak diskusi empat mata, jangan di forum besar. Dengan mengenali tipe-tipe ini, Anda dapat menempatkan mereka pada peran yang sesuai sehingga mereka tumbuh tanpa friksi.

Jadikan Guru Muda “Mitramu dalam Perubahan”—Bukan Kuda Beban

Kesalahan umum kepala sekolah adalah Menjadikan guru muda sebagai pekerja utama semua program baru sekolah. Akhirnya mereka terbakar, lelah, dan perlahan kehilangan motivasi.

Padahal yang benar adalah Guru muda harus diajak merancang perubahan, Guru senior harus membantu menguatkan budaya, Kepala sekolah memastikan ritmenya tetap seimbang. Jika kombinasi ini berjalan, Anda akan punya “mesin perubahan” yang stabil. Guru muda adalah aset yang sangat penting. Mereka tidak butuh “diperintah”, mereka butuh “dipercaya”. Mereka tidak butuh dimarahi, mereka butuh diarahkan. Mereka tidak butuh dibatasi, mereka butuh dipandu agar energinya tidak liar. Jika Anda berhasil mengelola guru muda dan guru senior secara seimbang, sekolah akan terasa hidup.

Scroll to Top