kepalasekolah.id – Apakah Asesmen Nasional Menentukan Kelulusan Peserta Didik? Ini Penjelasannya. Dalam beberapa tahun terakhir, sistem evaluasi pendidikan di Indonesia mengalami banyak perubahan. Salah satunya adalah penerapan Asesmen Nasional (AN) oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Meski demikian, masih banyak orang tua, siswa, bahkan guru yang bertanya-tanya: apakah Asesmen Nasional menentukan kelulusan peserta didik? Jawaban resmi dari pemerintah adalah tidak.
Asesmen Nasional bukan alat untuk menilai prestasi individu siswa, bukan pula tes penentu kelulusan. Bahkan, waktu pelaksanaannya pun tidak berada di akhir jenjang pendidikan. Justru, AN diberikan pada peserta didik kelas V SD/MI, VIII SMP/MTs, dan XI SMA/MA/SMK, yaitu di tengah-tengah masa belajar mereka.
Alasannya sederhana namun mendalam. Pemerintah menekankan bahwa Asesmen Nasional dirancang untuk memotret dan memetakan mutu pendidikan secara menyeluruh, bukan untuk menilai satu per satu siswa. Dengan demikian, hasil AN tidak memuat skor atau nilai individu yang bersifat personal. Hasilnya akan digunakan oleh pemerintah dan satuan pendidikan untuk memperbaiki proses pembelajaran, bukan untuk memberi vonis pada murid.
Daftar Isi
Tujuan Utama Asesmen Nasional
Menurut dokumen resmi Lembar Fakta Asesmen Nasional, tujuan AN adalah menjadi dasar untuk evaluasi sistem pendidikan, bukan mengevaluasi prestasi siswa secara individual. Ini adalah perbedaan mendasar dari ujian nasional yang pernah berlaku sebelumnya.
Alih-alih mengukur pencapaian murid sebagai individu, AN berperan sebagai cermin untuk melihat bagaimana kualitas proses dan hasil pembelajaran yang terjadi di satuan pendidikan. Oleh karena itu, kelulusan peserta didik tetap menjadi kewenangan penuh dari guru dan satuan pendidikan, sesuai dengan penilaian proses belajar yang berlangsung selama bertahun-tahun.
Siapa Saja Peserta Asesmen Nasional?
AN melibatkan seluruh satuan pendidikan pada jenjang dasar dan menengah, baik formal maupun non-formal seperti program kesetaraan. Namun, tidak semua murid akan mengikuti asesmen ini. Hanya sebagian murid dari tiap sekolah yang dipilih secara acak oleh Kementerian, khususnya mereka yang sedang berada di kelas V, VIII, dan XI.
Selain murid, AN juga akan diikuti oleh seluruh guru dan kepala satuan pendidikan. Mengapa melibatkan semua komponen ini? Karena data dari murid, guru, dan kepala sekolah dibutuhkan untuk memberi gambaran menyeluruh tentang kualitas pembelajaran. Evaluasi tidak hanya dari sisi siswa, tetapi juga menyangkut proses, lingkungan, dan manajemen pendidikan di sekolah.
Mengapa Hanya Sebagian Murid yang Mengikuti?
Banyak yang bertanya mengapa peserta Asesmen Nasional hanya sebagian murid dan bukan seluruhnya. Hal ini erat kaitannya dengan fungsi evaluatif AN. Karena AN bukan ujian kelulusan, maka cukup diwakili oleh sampel siswa yang mewakili populasi sekolah. Strategi ini disebut sampling, di mana evaluasi dilakukan pada sejumlah kecil murid secara acak untuk menggambarkan situasi pendidikan di sekolah secara umum.
Cara ini tidak hanya efisien tetapi juga relevan dengan prinsip evaluasi sistem, bukan evaluasi personal. Jadi, tidak ada tekanan berlebihan bagi siswa dalam menghadapi AN, karena hasilnya tidak berdampak langsung pada kelulusan mereka.
Apa Implikasi dari Hasil Asesmen Nasional?
Hasil Asesmen Nasional akan memberi peta mutu pendidikan nasional yang bisa menjadi acuan pengembangan kebijakan dan peningkatan mutu pendidikan. Pemerintah akan melihat aspek literasi, numerasi, dan karakter siswa, serta bagaimana guru dan kepala sekolah berperan dalam pembelajaran.
Namun penting untuk ditekankan lagi: hasil AN tidak akan berisi nilai individual siswa, dan tidak akan memengaruhi kelulusan. Sebaliknya, guru tetap melakukan penilaian berkelanjutan melalui tugas, ujian sekolah, dan praktik pembelajaran lainnya. Penilaian kelulusan tetap di tangan guru dan satuan pendidikan, sesuai dengan prinsip penilaian autentik yang sudah ditetapkan dalam kurikulum nasional.
Kesimpulan
Asesmen Nasional adalah alat penting dalam transformasi pendidikan nasional, namun bukanlah penentu kelulusan siswa. Evaluasi ini bertujuan untuk memetakan mutu satuan pendidikan secara menyeluruh, agar pemerintah dan sekolah dapat mengambil langkah perbaikan yang tepat.
Melalui pendekatan yang inklusif dan sistematis, AN mengedepankan prinsip keadilan, akurasi, dan peningkatan mutu pendidikan. Bagi siswa, AN bukan ancaman, tetapi kesempatan bagi sekolah untuk mengevaluasi dan memperbaiki cara belajar-mengajar yang lebih baik ke depannya.
Dengan demikian, para orang tua, guru, dan murid tidak perlu khawatir. Fokus utama tetap pada proses belajar, karena keberhasilan pendidikan tidak semata diukur dari hasil satu asesmen, melainkan dari perkembangan siswa secara menyeluruh dalam jangka panjang.