kepalasekolah.id – Capaian Pembelajaran Bahasa Inggris 2025 SMP/MTs: Fondasi Keterampilan Berbahasa untuk Generasi Unggul. Dunia pendidikan di Indonesia kembali menunjukkan langkah progresifnya dengan diterbitkannya Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Nomor 046/H/KR/2025. Keputusan ini secara komprehensif mengatur Capaian Pembelajaran (CP) untuk berbagai jenjang pendidikan, termasuk Bahasa Inggris di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs) sederajat.
Jika di jenjang SD/MI fokus utama adalah pengenalan bahasa sebagai keterampilan hidup, di Fase D yang diperuntukkan bagi siswa kelas VII, VIII, dan IX ini, kurikulum mengambil langkah lebih jauh. Tujuannya adalah memperkuat kemampuan berbahasa siswa agar tidak hanya sekadar berkomunikasi, tetapi juga berpikir kritis, berekspresi, dan berinteraksi secara lebih mendalam dengan dunia luar. Artikel ini akan mengupas tuntas setiap elemen penting dari CP Bahasa Inggris Fase D, menganalisis tujuan dan karakteristiknya, serta menyoroti bagaimana kurikulum ini diselaraskan dengan standar internasional.
Fase D: Jembatan Menuju Penguasaan Bahasa yang Lebih Lanjut
Pembelajaran Bahasa Inggris di SMP/MTs, yang dikenal sebagai Fase D, memiliki peran krusial. Fase ini menjadi jembatan yang menghubungkan fondasi yang dibangun di SD/MI (Fase B dan C) dengan penguasaan bahasa yang lebih kompleks di SMA/SMK (Fase E dan F). Oleh karena itu, target yang ditetapkan pun lebih tinggi, yaitu setara Level A2 CEFR.
Peningkatan level ini bukan sekadar angka. Level A2 CEFR mencerminkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi secara lebih mandiri dan efektif dalam situasi yang familiar. Siswa diharapkan mampu memahami kalimat dan frasa yang umum digunakan, bertukar informasi sederhana, dan menceritakan aspek-aspek latar belakang, lingkungan, serta topik-topik lain yang relevan.
Kurikulum ini dirancang untuk memastikan siswa tidak hanya menghafal, tetapi benar-benar mampu menggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi yang fungsional. Pendekatan yang digunakan masih sama, yaitu pengajaran berbasis teks (genre-based pedagogy), yang memfokuskan siswa pada penggunaan bahasa dalam konteks yang otentik, baik lisan, tulisan, maupun multimodal.
Capaian Pembelajaran (CP) Bahasa Inggris untuk Fase D (SMP/MTs)
Penomoran CP berikut ini dibuat sesuai dengan dokumen aslinya, merujuk pada urutan setelah CP Fase B dan Fase C yang ada di jenjang SD.
3. Fase D (Umumnya untuk Kelas VII, VIII dan IX SMP/MTs/Program Paket B)
Pada akhir fase D, murid memiliki kemampuan sebagai berikut:
3.1. Menyimak – Berbicara (Listening – Speaking) Di fase ini, kemampuan lisan siswa tidak lagi sebatas merespons teks sederhana, tetapi berkembang ke arah pemahaman dan produksi bahasa yang lebih kompleks.
- Memahami Teks Lisan yang Lebih Kompleks: Siswa mampu memahami alur informasi secara keseluruhan, mengidentifikasi gagasan utama, dan menangkap informasi rinci dari teks lisan. Cakupan topiknya juga meluas, tidak hanya seputar kehidupan sehari-hari, tetapi juga topik yang sesuai dengan minat mereka.
- Mengekspresikan Gagasan dengan Variasi: Siswa diharapkan mampu menggunakan Bahasa Inggris untuk mengungkapkan gagasan dan pengalaman dalam berbagai jenis teks secara lisan.
- Menggunakan Struktur Kalimat yang Beragam: Peningkatan kompetensi terlihat dari kemampuan siswa untuk menggunakan kalimat sederhana dan majemuk. Mereka juga mampu membedakan dan menggunakan gaya bahasa yang sesuai, baik dalam konteks formal maupun informal.
Pencapaian ini menunjukkan bahwa siswa SMP/MTs dipersiapkan untuk menjadi komunikator yang fleksibel, yang dapat berinteraksi secara efektif dalam berbagai situasi sosial, dari percakapan santai hingga diskusi yang lebih terstruktur.
3.2. Membaca – Memirsa (Reading – Viewing) Keterampilan literasi di Fase D diarahkan pada kemampuan analisis dan interpretasi yang lebih tajam.
- Memahami Makna Tersirat: Ini adalah salah satu poin penting dalam CP Fase D. Siswa tidak hanya membaca informasi yang tertulis (tersurat) tetapi juga mampu memahami makna di baliknya (tersirat). Kemampuan ini melatih mereka untuk berpikir kritis dan tidak menerima informasi secara mentah-mentah.
- Beragam Jenis Teks dan Topik: Pemahaman ini diterapkan pada berbagai jenis teks tertulis atau teks multimodal. Pilihan topik pun diperluas untuk mencakup minat pribadi siswa, yang membuat proses belajar menjadi lebih relevan dan menarik.
- Memberi Respons yang Sesuai Konteks: Setelah memahami teks, siswa diharapkan mampu memberikan respons yang tepat, baik secara lisan maupun tulisan, sesuai dengan konteks teks tersebut.
Kemampuan ini sangat relevan di era digital di mana siswa terus-menerus terpapar berbagai informasi. Memahami makna tersirat dari sebuah pesan adalah keterampilan krusial untuk mencegah misinformasi dan disinformasi.
3.3. Menulis-Mempresentasikan (Writing – Presenting) Di Fase D, siswa mulai membangun keterampilan untuk menjadi kreator konten dan pemikir yang persuasif.
- Menulis Teks Beragam dengan Struktur Tepat: Siswa mampu mengomunikasikan gagasan dan pengalaman mereka dalam berbagai jenis teks tertulis atau multimodal. Mereka diajarkan untuk mulai menggunakan kalimat sederhana dan majemuk dengan struktur teks dan unsur kebahasaan yang tepat.
- Mengembangkan Kemampuan Berargumen: Keterampilan menulis tidak hanya sebatas menyampaikan informasi, tetapi juga menjadi alat untuk mengungkapkan pendapat dan mempertahankan argumen tentang suatu isu. Ini adalah langkah besar dalam melatih siswa untuk berpikir logis dan memiliki pendirian yang kuat.
- Topik Sesuai Minat: Keterampilan ini diasah melalui topik-topik yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari atau minat mereka, yang memberikan motivasi internal untuk mengeksplorasi dan menulis.
Pencapaian ini bertujuan untuk membentuk siswa menjadi individu yang mampu mengekspresikan diri secara efektif, baik melalui tulisan formal maupun presentasi visual, dengan argumen yang kuat dan terstruktur.
Untuk Dokumen Resmi CP 2025 Unduh Disini
Dengan CP Bahasa Inggris 2025 di Fase D ini, pemerintah tidak hanya mengajarkan sebuah bahasa, tetapi juga menginvestasikan masa depan bangsa dengan membekali siswa SMP/MTs dengan keterampilan esensial untuk berinteraksi di panggung global. Ini adalah langkah strategis untuk memastikan generasi muda Indonesia siap menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di era yang terus berubah.