Ebook 1095 hari menjadi Kepala Sekolah

Guru Senior: Antara Pengalaman, Pengaruh, dan Tantangan yang Harus Diatur dengan Halus

BAB 4 – Guru Senior: Antara Pengalaman, Pengaruh, dan Tantangan yang Harus Diatur dengan Halus. Kalau ada kelompok yang paling menentukan “cuaca” di sekolah, jawabannya adalah guru senior. Mereka sudah puluhan tahun mengajar, hafal satu per satu karakter rekan kerja, tahu sejarah semua kepala sekolah sebelumnya, dan sering kali memiliki pengaruh besar—kadang melebihi jabatan formal.

Banyak kepala sekolah baru yang gugur bukan karena programnya buruk, tapi karena salah langkah dalam menghadapi guru senior. Di bab ini, saya akan jujur membagikan apa yang saya pelajari dari tiga tahun jadi kepala sekolah: siapa pun bisa akur dengan guru senior, asal tahu cara mendekati mereka.

Guru Senior Tidak Butuh Diajar, Mereka Butuh Dihormati

Kesalahan terbesar kepala sekolah baru adalah datang dengan energi reformasi yang terlalu besar. Begitu masuk, langsung ingin “mengubah semuanya.” Masalahnya, guru senior terbiasa dengan ritme dan pola yang sudah mereka bangun selama puluhan tahun. Bukan berarti mereka menolak perubahan, tapi mereka butuh dihargai. Saat Anda memberi mereka ruang untuk merasa dihormati, justru mereka akan lebih terbuka menerima ide-ide baru.

Cukup kalimat sederhana seperti “Bu, saya ingin mendengar pengalaman Ibu selama mengajar di sini. Apa biasanya yang bekerja dan apa yang sering membuat kesulitan?” Guru senior akan merasa pendapatnya penting. Padahal sebagai kepala sekolah, Anda sudah punya arah. Tapi memberikan ruang itu membuat langkah Anda lebih mulus.

Jangan Langsung Menilai—Walaupun Anda Sudah Lihat Kekurangannya

Anda mungkin menemukan metode mengajar mereka jadul, semangatnya menurun, manajemen kelasnya tidak seefektif guru muda, sering membandingkan “dulu” dengan “sekarang”. Tapi jangan buru-buru menilai atau mengoreksi. Ingat guru senior sensitif terhadap perubahan. Perbaikan harus dilakukan dengan strategi jangka panjang.

Cara melembutkan situasi mulai dari apresiasi, lanjut ke diskusi, baru perlahan menyentuh perubahan. Contoh pendekatan “Pak, metode yang Bapak pakai ini bagus untuk membuat anak-anak fokus. Saya ingin coba kembangkan sedikit agar lebih relevan dengan kebutuhan anak-anak sekarang. Bapak bisa bantu jadi model untuk guru lain nanti.” Guru senior suka jika diberi “posisi terhormat” dalam perubahan, bukan menjadi sasaran kritik.

Libatkan Mereka di Program Penting (Walaupun Anda Tidak Mengambil Banyak Masukan)

Trik sosial ini sering tidak diajarkan di buku manajemen libatkan guru senior di awal, tapi arah tetap pada Anda. Misalnya Anda ingin membuat program budaya sekolah baru. Ajak guru senior untuk brainstorming. Mereka akan merasa ikut membangun. Setelah itu, Anda bisa memutuskan versi terbaik untuk diterapkan. Tujuannya bukan untuk mengalah atau mengorbankan visi Anda. Tujuannya adalah memberi mereka rasa memiliki. Sederhana tapi sangat ampuh.

Jangan Pernah Membuat Guru Senior Kehilangan Muka di Depan Guru Muda

Apapun masalahnya, jangan tegur guru senior di depan publik. Kalau Anda membuatnya malu, Anda juga akan mendapat perlawanan pasif yang efeknya panjang tiba-tiba semua hal dipermasalahkan, Anda diabaikan, guru lain ikut menjauh, bahkan TU dapat “sinyal” untuk tidak kooperatif.

Kalau ada kesalahan, cukup panggil empat mata. Gunakan bahasa halus seperti “Bu, saya mungkin salah memahami, tetapi tadi saya melihat …Apa mungkin kita bisa mencari cara terbaik untuk mengatasinya?”

Kalimat yang lembut, tapi tetap jelas. Guru senior akan lebih menerima koreksi jika tidak direndahkan.

Jangan Terlalu Dekat—Tapi Jangan Terlalu Jauh

Kepala sekolah yang terlalu dekat dengan guru senior akan “mendapat stempel”: “Ah itu mah yang nurut sama Bu A / Pak B.”

Kepala sekolah yang terlalu jauh juga bahaya. Mereka akan merasa tersinggung dan menjauh dengan sendirinya. Yang ideal adalah profesional tapi hangat. Contoh sederhana duduk bersama saat acara santai, tapi tidak ikut gosip, hadir saat mereka punya acara keluarga, sesekali memberi ucapan saat mereka ulang tahun, peduli pada kesehatan mereka. Tidak perlu menjadi sahabat dekat, cukup jadi pemimpin yang peduli—itu sudah cukup.

Ketahui Tipe-Tipe Guru Senior dan Cara Menghadapinya

Setiap sekolah pasti punya tipe-tipe senior:

  1. Senior Bijak

Orang seperti ini aset sekolah. Mereka mau mendengarkan, mau berbagi, dan mau ikut membangun. Cara menghadapinya jadikan mereka penopang moral sekolah.

  1. Senior Diam Tapi Mengamati

Mereka jarang bicara, tapi pengaruhnya besar. Mereka biasanya murid dan guru hormati. Cara menghadapinya jaga hubungan baik, jangan pernah abaikan pendapat mereka.

  1. Senior Keras Kepala

Inilah tipe paling menantang. Terutama yang merasa cara lamanya paling benar.

Cara menghadapinya pelan-pelan, jangan mengubah langsung. Fokus pada hubungan dulu, aturan kemudian.

  1. Senior “Pemegang Kendali”

Biasanya dianggap pemimpin informal. Jika Anda dekat dengan mereka, perubahan jauh lebih mudah. Cara menghadapinya ajak berdiskusi dan beri ruang lebih besar. Mengidentifikasi tipe-tipe ini akan menentukan strategi Anda.

Berikan Peran yang Terhormat, Bukan Sekadar Tugas Tambahan

Guru senior biasanya tidak suka diberi tugas teknis kecil seperti jaga piket, jadi panitia lomba kecil, urusan dekorasi, membuat laporan remeh. Tapi mereka suka diberikan peran strategis, misalnya pembimbing guru muda, penanggung jawab budaya sekolah, koordinator kegiatan besar, konsultan internal sekolah. Peran yang menghormati pengalaman mereka akan menjaga keharmonisan sekolah.

Ketegasan Tetap Perlu—Tapi Dilakukan dengan “Teknik Bedah”, Bukan Palu

Jika guru senior melakukan pelanggaran besar, Anda tetap harus tegas. Tapi ingat, menegur guru senior itu seperti operasi minor surgery yaitu pelan, hati-hati, minim luka, tapi selesai dengan tuntas.

Kalimat yang bisa Anda gunakan: “Bu, kalau hal ini terus terjadi, reputasi Ibu yang akan rugi. Saya ingin membantu agar tidak sampai ada penilaian buruk dari dinas.” Guru senior akan lebih menerima konsekuensi jika Anda mengemasnya dalam bentuk “menjaga nama baik”.

Guru senior adalah pilar penting sekolah. Memimpin mereka bukan tentang menunjukkan siapa yang paling berkuasa, tetapi bagaimana membangun hubungan yang saling menghargai. Jika Anda berhasil menempatkan guru senior sebagai mitra, bukan pesaing, maka 1095 hari Anda sebagai kepala sekolah akan berjalan jauh lebih mulus.

Scroll to Top