Jelaskan Mengapa Perbedaan Suhu dan Cuaca Dapat Menjadi Faktor yang Memengaruhi Keberagaman Suku Bangsa Jawaban dan Pembahasan Lengkap

Jelaskan Mengapa Perbedaan Suhu dan Cuaca Dapat Menjadi Faktor yang Memengaruhi Keberagaman Suku Bangsa? Jawaban dan Pembahasan Lengkap

kepalasekolah.id – Jelaskan Mengapa Perbedaan Suhu dan Cuaca Dapat Menjadi Faktor yang Memengaruhi Keberagaman Suku Bangsa? Jawaban dan Pembahasan Lengkap. Dalam materi PPKn kelas VII, salah satu topik penting yang dipelajari adalah keberagaman suku bangsa di Indonesia. Siswa sering menemukan soal yang berkaitan dengan faktor-faktor penyebab munculnya keberagaman tersebut. Salah satu pertanyaan yang cukup sering muncul adalah: “Mengapa perbedaan suhu dan cuaca dapat menjadi faktor yang memengaruhi keberagaman suku bangsa?”

Pertanyaan ini tampak sederhana, tetapi sebenarnya mengandung konsep penting yang berkaitan dengan hubungan antara kondisi geografis dan perkembangan kebudayaan dalam masyarakat. Untuk memahami jawabannya secara mendalam, siswa perlu mengetahui bagaimana suhu, cuaca, dan lingkungan membentuk pola hidup, kebiasaan, serta budaya suatu kelompok masyarakat hingga akhirnya memunculkan perbedaan suku bangsa.

Artikel ini akan memberikan jawaban singkat, lalu pembahasan lengkap dan contoh konkret agar siswa lebih mudah memahami materi, sekaligus dapat mengerjakan soal dengan benar.

Jawaban Singkat

Perbedaan suhu dan cuaca dapat memengaruhi keberagaman suku bangsa karena kondisi alam yang berbeda membuat masyarakat mengembangkan cara hidup, mata pencaharian, kebiasaan, dan budaya yang berbeda pula. Lingkungan yang berbeda menghasilkan pola budaya yang berbeda sehingga memunculkan keberagaman antarsuku.

Pembahasan Lengkap

1. Hubungan antara Suhu, Cuaca, dan Kehidupan Manusia

Setiap wilayah di Indonesia memiliki suhu dan cuaca yang berbeda. Daerah pegunungan cenderung dingin, sedangkan daerah pesisir memiliki udara yang lebih panas dan lembap. Perbedaan kondisi alam ini membuat manusia menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat mereka tinggal.

Contoh:

  • Orang yang tinggal di daerah dingin membutuhkan pakaian tebal dan rumah dengan struktur tertutup agar hangat.

  • Orang yang tinggal di daerah pesisir memilih pakaian tipis dan rumah yang memiliki ventilasi lebar agar udara bisa masuk lebih banyak.

Penyesuaian yang terus berlangsung ini kemudian menjadi budaya turun-temurun, dan menjadi ciri khas suatu kelompok masyarakat atau suku bangsa.

2. Perbedaan Suhu dan Cuaca Mempengaruhi Mata Pencaharian

Faktor suhu dan cuaca memengaruhi jenis pekerjaan yang dilakukan masyarakat. Mata pencaharian adalah salah satu unsur penting dalam kebudayaan suatu suku.

Contoh:

  • Daerah dataran tinggi dan beriklim dingin → cocok untuk bercocok tanam seperti sayur dan teh. Masyarakatnya sering bekerja sebagai petani.

  • Daerah pesisir yang panas dan berangin → cocok untuk kegiatan menangkap ikan dan berdagang. Masyarakatnya umumnya bekerja sebagai nelayan atau pedagang.

Karena pekerjaan berbeda, pola kehidupan, kebiasaan, upacara adat, dan alat-alat yang digunakan juga berbeda. Semua ini membuat budaya suku bangsa berkembang secara unik sesuai lingkungannya.

3. Perbedaan Bentuk Rumah Adat

Suhu dan cuaca berpengaruh besar terhadap bentuk rumah adat. Hampir semua rumah tradisional di Indonesia dibuat berdasarkan kebutuhan mengatasi kondisi alam di daerah masing-masing.

Contoh:

  • Rumah adat di daerah panas seperti rumah panggung Melayu memiliki banyak jendela besar dan ventilasi lebar agar udara mengalir dengan baik.

  • Rumah adat di daerah dingin seperti rumah Honai di Papua dibangun kecil, tertutup, dan beratap jerami tebal untuk menahan dingin.

Perbedaan arsitektur rumah adat merupakan salah satu penciri suku bangsa yang berbeda. Hal ini menunjukkan bagaimana lingkungan membentuk budaya masyarakat.

4. Pengaruh Cuaca terhadap Pola Makan dan Kegiatan Sehari-hari

Cuaca juga memengaruhi bahan makanan yang tersedia di suatu wilayah. Makanan tradisional tiap suku bangsa berbeda karena bahan pangan yang tersedia di daerahnya berbeda.

Contoh:

  • Daerah dingin seperti Dieng menghasilkan kentang, carica, atau sayuran pegunungan → makanan khasnya pun banyak berbahan dasar sayur.

  • Daerah pesisir menghasilkan ikan melimpah → makanan khasnya didominasi seafood (contohnya masyarakat Bugis, Makassar, atau Madura).

Perbedaan makanan ini kemudian berkembang menjadi bagian dari identitas budaya suku tertentu.

5. Pengaruh Lingkungan terhadap Bahasa dan Tradisi

Keadaan lingkungan memengaruhi gaya komunikasi, bahasa, dan tradisi masyarakat.

Contoh:

  • Masyarakat yang hidup di pegunungan dengan jarak antar pemukiman jauh cenderung memiliki bahasa yang lebih beragam karena kontak antarwilayah lebih sedikit.

  • Masyarakat pesisir yang sering berinteraksi dengan pedagang luar lebih cepat menerima pengaruh budaya baru.

Inilah salah satu alasan mengapa daerah pesisir memiliki adat yang dinamis, sedangkan daerah pedalaman lebih mempertahankan adat asli.

6. Keberagaman Suku Bangsa Terbentuk dari Proses Adaptasi Lingkungan

Adaptasi manusia terhadap lingkungan berlangsung selama ratusan tahun dan diwariskan kepada generasi berikutnya. Adaptasi tersebut meliputi:

  • cara bertahan hidup

  • cara membangun rumah

  • cara berpakaian

  • pola makan

  • kebiasaan sosial

  • cara berkomunikasi

  • upacara adat

  • sistem kepercayaan

Perbedaan adaptasi ini berkembang menjadi keberagaman suku bangsa yang kita lihat hari ini. Artinya, suhu dan cuaca tidak hanya memengaruhi aktivitas fisik masyarakat, tetapi juga membentuk budaya mereka.

7. Contoh Nyata di Indonesia

Untuk memudahkan pemahaman, berikut contoh perbedaan budaya yang dipengaruhi kondisi suhu dan cuaca:

a. Suku Dani (Papua) – Daerah Dingin Pegunungan

  • Suhu rendah → rumah kecil dan tertutup (Honai).

  • Cuaca dingin → pakaian tebal berbahan alami.

  • Mata pencaharian → berburu dan bertani umbi-umbian.

b. Suku Bajo (Sulawesi) – Daerah Pesisir Panas

  • Suhu panas → rumah panggung tinggi di atas air.

  • Mata pencaharian → nelayan dan penyelam.

  • Tradisi → sangat dekat dengan laut karena lingkungan mendorong mereka hidup dari laut.

Perbedaan tersebut membuktikan bahwa iklim dan cuaca berperan besar dalam membentuk keberagaman suku bangsa.

Kesimpulan

Perbedaan suhu dan cuaca dapat menjadi faktor yang memengaruhi keberagaman suku bangsa karena setiap kelompok masyarakat beradaptasi secara berbeda terhadap lingkungan tempat mereka tinggal. Adaptasi tersebut melahirkan perbedaan dalam mata pencaharian, bentuk rumah, pakaian, makanan, serta kebiasaan sosial yang kemudian membentuk budaya khas setiap suku bangsa. Dengan memahami hal ini, siswa dapat menjawab soal PPKn dengan benar dan memahami bagaimana keragaman Indonesia terbentuk.

Scroll to Top