kepalasekolah.id – Laporan PISA terbaru menunjukkan tantangan serius literasi dan numerasi pelajar Indonesia akibat learning loss. Guru dan sekolah wajib fokus pada remedial dan evaluasi mendalam.
Hasil PISA Terbaru Rilis, Indonesia Mendesak Lakukan Lompatan Besar Literasi dan Numerasi Pasca-Pandemi
Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) merilis hasil studi Programme for International Student Assessment (PISA) terbaru, sebuah evaluasi yang mengukur kemampuan literasi, numerasi, dan sains siswa berusia 15 tahun dari berbagai negara.
Data yang dianalisis kali ini menunjukkan tantangan serius yang dihadapi Indonesia, di mana terjadi penurunan performa signifikan yang dipicu oleh dampak global learning loss akibat pandemi COVID-19 beberapa tahun sebelumnya.
Dampak Nyata Learning Loss pada Kemampuan Dasar
Hasil PISA 2025 menyoroti bahwa skor pelajar Indonesia di tiga area utama (literasi membaca, matematika, dan sains) masih berada di bawah rata-rata OECD. Penurunan ini tidak hanya sekadar angka, melainkan indikasi kuat bahwa dasar-dasar pemahaman dan aplikasi konsep pada siswa melemah.
- Literasi Membaca: Banyak siswa mengalami kesulitan dalam menafsirkan teks yang kompleks dan membedakan fakta dengan opini.
- Numerasi: Tantangan utama terletak pada penerapan konsep matematika untuk memecahkan masalah kehidupan nyata, bukan sekadar menghitung.
Kepala Pusat Asesmen dan Pembelajaran Kemendikbudristek menekankan bahwa hasil PISA ini sejalan dengan data yang diperoleh dari Asesmen Nasional (AN) yang dilakukan secara berkala.
“Hasil AN kami sudah mengindikasikan bahwa kemampuan literasi dan numerasi perlu ditingkatkan secara fundamental. Hasil PISA ini adalah alarm global yang mengharuskan kita memperkuat remedial (perbaikan) di tingkat sekolah,” ujarnya.
Solusi Mendesak: Fokus pada Guru dan Kurikulum
Untuk merespons tantangan ini, ada tiga langkah mendesak yang harus diambil oleh dunia pendidikan Indonesia:
- Fokus pada Akarnya: Sekolah dan guru wajib menggeser fokus dari pengejaran materi yang cepat menjadi penguatan pondasi literasi dan numerasi di semua mata pelajaran, bukan hanya Bahasa Indonesia dan Matematika.
- Pemanfaatan Data AN: Guru harus menggunakan data Asesmen Nasional (AN) yang tersedia di platform digital untuk mengidentifikasi kelemahan spesifik setiap siswa dan merancang intervensi yang tepat (diferensiasi pembelajaran).
- Pengembangan Kompetensi Guru: Kurikulum Merdeka harus diperkuat dengan pelatihan guru secara masif tentang cara mengajarkan literasi dan numerasi secara interaktif, memanfaatkan sumber daya di sekitar siswa, dan tidak hanya terpaku pada buku teks.
- Harapan di Tengah Tantangan
Hasil PISA 2025 adalah cerminan kondisi pendidikan global, tetapi juga peluang untuk berbenah. Indonesia memiliki potensi besar untuk membuat lompatan. Dengan komitmen bersama dari pemerintah, guru, orang tua, dan pelajar itu sendiri, tantangan learning loss ini dapat diatasi, menjadikan generasi mendatang siap bersaing di kancah internasional.
Sumber Informasi
- OECD – PISA 2025 Report (Data dan temuan kunci).
- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI (Respons dan Program Asesmen Nasional).
- Analisis Ahli Pendidikan (Dampak Learning Loss).
