kepalasekolah.id – Malam Natal tiba. Pelajar wajib pahami pentingnya toleransi di tengah keberagaman. Simak 3 kunci menjaga kerukunan, menghargai perayaan, dan melawan intoleransi.
I. Pendahuluan: Mengapa Toleransi Penting di Akhir Tahun
Tanggal 24 Desember adalah malam yang istimewa, menandai dimulainya perayaan Natal yang jatuh pada 25 Desember. Di Indonesia, momen ini menjadi cerminan nyata dari semangat Bhinneka Tunggal Ika—berbeda-beda tetapi tetap satu.
Di tengah suasana liburan yang hangat, penting bagi kita semua, terutama pelajar, untuk mengingat kembali Toleransi Beragama sebagai pilar utama kerukunan bangsa. Toleransi bukan hanya tentang “membiarkan” orang lain beribadah, tetapi tentang menghargai dan mendukung mereka untuk menjalankan keyakinan mereka dengan aman dan damai.
Bagaimana pelajar dapat berperan aktif dalam menjaga dan merawat kerukunan ini, baik di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggal?
II. Tiga Kunci Pelajar Merawat Toleransi
Menjaga kerukunan adalah keterampilan sosial yang harus dipraktikkan secara sadar oleh setiap warga negara:
- Kuasai Etika Ucapan dan Sikap
- Esensi: Belajar mengucapkan selamat atas perayaan agama lain (misalnya: Natal) dengan tulus, tanpa merasa mengurangi keyakinan diri sendiri.
- Aplikasi Praktis: Hindari tindakan atau komentar yang bersifat diskriminatif atau menghina keyakinan teman, baik secara langsung maupun di media sosial. Etika di dunia maya adalah cerminan dari toleransi di dunia nyata.
- Pahami Batasan dan Ruang Aman
- Esensi: Toleransi sejati menghormati hak setiap individu untuk menjalankan ibadahnya. Pelajar harus memahami bahwa keragaman adalah kekayaan, bukan ancaman.
- Aplikasi Praktis: Di sekolah, pastikan tidak ada paksaan atau ajakan yang bersifat memaksa teman untuk mengikuti kegiatan agama yang bukan keyakinannya. Ciptakan ruang aman di mana setiap siswa merasa nyaman dengan identitas spiritualnya.
- Kolaborasi Antar Umat (Kesetiakawanan Sosial)
- Esensi: Toleransi bukan berhenti pada perayaan. Toleransi diperkuat melalui kerjasama dan gotong royong dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan. (Ini adalah tindak lanjut dari HKSN 20 Des).
- Aplikasi Praktis: Bekerja sama dalam proyek sosial tanpa memandang latar belakang agama, misalnya, bakti sosial, penggalangan dana korban bencana, atau menjaga kebersihan lingkungan. Persamaan kemanusiaan selalu lebih besar daripada perbedaan keyakinan.
III. Peran Lingkungan Sekolah dan Keluarga
Pendidikan karakter yang kuat harus selalu menekankan nilai inklusivitas:
- Sekolah: Harus memiliki kebijakan anti-diskriminasi yang tegas dan proaktif mengadakan kegiatan yang melibatkan interaksi harmonis antar siswa dari berbagai latar belakang.
- Keluarga: Orang tua adalah teladan pertama dalam toleransi. Sikap orang tua yang terbuka dan menghargai perbedaan akan dicontoh oleh anak-anak mereka.
IV. Penutup: Hadiah Terbaik untuk Indonesia
Saat keluarga berkumpul dan menyambut perayaan akhir tahun, hadiah terbaik yang dapat diberikan oleh pelajar kepada bangsa ini adalah janji untuk senantiasa menjaga kerukunan. Kerukunan adalah modal sosial tak ternilai yang memungkinkan bangsa ini maju.
Selamat Menyambut Hari Raya Natal bagi yang merayakan! Mari kita terus jaga damai di hati, damai di bumi
