kepalasekolah.id – Palang Merah Indonesia: Peran Kemanusiaan yang Penting
Palang Merah Indonesia (PMI) resmi didirikan pada 17 September 1945, atas mandat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sebelumnya, organisasi semacam Palang Merah telah ada sejak masa kolonial Belanda, yaitu NERKAI (Nederlandsche Roode Kruis Afdeeling Indië) sejak 21 Oktober 1873, yang kemudian dibubarkan ketika Jepang mulai menduduki Indonesia. Upaya untuk membentuk PMI telah dimulai oleh tokoh-tokoh seperti Dr. R. C. L. Senduk dan Dr. Bahder Djohan pada tahun 1932 dan kemudian tahun 1940, tetapi proposal tersebut masih ditolak. Setelah kemerdekaan, Presiden Soekarno pada tanggal 3 September 1945 memerintahkan pembentukan badan Palang Merah Nasional melalui Panitia Lima, dan sebulan kemudian, tepatnya pada 17 September, PMI resmi terbentuk dengan Drs. Mohammad Hatta sebagai Ketua Umumnya yang pertama.
Keberadaan NERKAI kemudian dibubarkan pada 16 Januari 1950 dan asetnya diserahkan kepada PMI, melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Serikat No. 25 tahun 1950, dan diperkuat oleh Keppres No. 246 tahun 1963. Posisi hukum PMI diperkuat lebih lanjut dengan Undang-Undang Kepalangmerahan No. 1 Tahun 2018, yang mengatur tugas dan posisi organisasi kepalangmerahan di Indonesia.
Sejak berdiri sampai sekarang, PMI dipimpin oleh sejumlah Ketua Umum yang menjabat secara berkesinambungan: Ketua pertama adalah Drs. Mohammad Hatta (sejak 17 September 1945), kemudian setelah beliau berbagai tokoh memegang jabatan ketua umum. Salah satu yang mencolok adalah Mar’ie Muhammad, yang menjabat sebagai Ketua Umum PMI dari tahun 1998 hingga 2009, dan yang paling terkini adalah Jusuf Kalla (JK), yang sejak 2009 sampai saat ini (terpilih kembali untuk periode 2024-2029) menjabat sebagai Ketua Umum PMI. JK dilantik kembali secara resmi pada Desember 2024 sebagai Ketua Umum masa bakti 2024-2029 dalam Musyawarah Nasional ke-22 PMI.
Daftar Ketua Umum PMI dari Masa ke Masa
No | Nama | Periode Menjabat |
---|---|---|
1 | Drs. Mohammad Hatta | 1945–1946 |
2 | Soetardjo Kartohadikoesoemo | 1946–1948 |
3 | BPH Bintoro | 1948–1952 |
4 | Bahder Djohan | 1952–1954 |
5 | K.G.P.A.A. Paku Alam VIII | 1954–1966 |
6 | Letnan Jenderal Basuki Rachmat | 1966–1969 |
7 | Prof. Dr. Satrio | 1970–1982 |
8 | Dr. H. Soeyoso Soemodimedjo | 1982–1986 |
9 | Dr. H. Ibnu Sutowo | 1986–1994 |
10 | Hj. Siti Hardiyanti Rukmana (Tutut Soeharto) | 1994–1999 |
11 | Dr. H. Mar’ie Muhammad, M.Si | 1999–2009 |
12 | Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla | 2009–sekarang (termasuk masa periode 2024-2029) |
Kegiatan PMI sangat luas dan menyentuh banyak aspek kemanusiaan di Indonesia. PMI menyediakan layanan donor darah, pelayanan pertolongan pertama dan medis darurat, respon terhadap bencana alam dan krisis kesehatan, serta pelayanan sosial bagi masyarakat terdampak konflik atau bencana. Selain itu, PMI juga aktif dalam pelatihan relawan, pendidikan tentang nilai-nilai kemanusiaan dan konvensi kemanusiaan, penyebaran informasi kesiapsiagaan bencana, dan promosi kesehatan masyarakat. Semua kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (kemanusiaan, kesukarelaan, kenetralan, kesatuan, kesamaan, kemandirian, dan prinsip non-diskriminasi).
Setiap tahun, tanggal 17 September diperingati sebagai Hari Palang Merah Indonesia, untuk mengenang hari pembentukannya dan mengingat kembali peran penting PMI dalam sejarah serta kiprahnya bagi kemanusiaan di Indonesia.
Sumber
-
“Sejarah Palang Merah Indonesia” – PMI Kalimantan Tengah. pmikalteng.or.id
-
“Sejarah Lengkap – PMI Kota Semarang” pmikotasemarang.or.id
-
“Profil Jusuf Kalla, ketua PMI yang kembali terpilih periode 2024-2029” – ANTARA News ANTARA News
-
“JK Dilantik Ketum PMI, Ini Struktur Kepengurusan Periode 2024-2029” – Bisnis.com Bisnis.com
-
“Sejarah PMI dari masa perjuangan sampai diakui Internasional” – ANTARA News ANTARA News