Kumpulan cerita rakyat dunia (2)

Kumpulan Cerita Rakyat Dunia Edisi #10

kepalasekolah.id – Kumpulan cerita rakyat dunia dalam dua bahasa — Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris — ditulis dengan gaya ringan dan modern agar mudah dipahami anak-anak. Setiap kisah membawa pesan moral dan nilai kehidupan yang menginspirasi untuk berbuat baik, bersahabat, dan rendah hati. Temukan keseruan membaca sambil belajar dalam setiap edisi mingguan kami!

The Phoenix

Mesir Kuno

 

Versi Bahasa Indonesia–

Di tengah padang pasir Mesir yang luas, di bawah sinar matahari yang membakar dan langit tanpa awan, berdirilah sebuah pohon palem tua di tepi oasis. Di sanalah hidup seekor burung agung bernama Phoenix, burung legendaris dengan bulu keemasan yang berkilau seperti matahari terbit dan mata setenang fajar.

Phoenix bukan burung biasa. Ia hidup selama ratusan tahun, menyaksikan naik turunnya kerajaan, lahir dan matinya generasi. Setiap kali dunia berubah, ia tetap setia menjaga keseimbangan alam dengan lagu-lagunya yang lembut dan penuh hikmah.

Namun waktu tidak bisa dilawan. Saat usia tuanya tiba, sayap Phoenix mulai pudar, suaranya melemah, dan tubuhnya tak lagi bercahaya seperti dulu. Dalam kesepian, ia menatap langit senja dan berbisik,

“Waktuku hampir tiba. Tapi dari akhir, selalu ada awal yang baru.”

Maka ia terbang ke puncak gunung tertinggi di negeri Mesir. Di sana, ia mengumpulkan ranting-ranting kayu manis dan daun kering, membangun sarang indah yang harum mewangi. Ia menatap mentari terakhirnya, tersenyum lembut, lalu bernyanyi dengan suara paling merdu yang pernah terdengar di dunia.

“Wahai matahari, saksikan aku. Dari abu, aku akan lahir kembali.”

Api turun dari langit. Sarangnya terbakar, dan Phoenix pun menyatu dengan nyala itu. Angin gurun membawa abu berkilau, menyebar ke segala arah. Tapi di tengah abu yang hangat, muncullah seekor anak burung mungil — Phoenix yang baru, lahir dari dirinya sendiri.

Dengan mata yang masih lembut, burung muda itu menatap langit dan berkata,

“Aku tidak mati. Aku hanya berubah.”

Setiap bulu keemasannya tumbuh bersama semangat baru, dan setiap kepakan sayapnya membawa keharuman kayu manis ke seluruh negeri. Burung Phoenix muda itu kemudian terbang ke Kuil Matahari di Heliopolis, membawa abu pendahulunya di paruhnya sebagai tanda penghormatan. Di sana, ia meletakkan abu itu di atas altar, sambil berkata,

“Tidak ada akhir tanpa awal baru. Dalam setiap kesalahan, ada kesempatan untuk bangkit. Dalam setiap kegelapan, ada cahaya yang menunggu.”

Sejak saat itu, legenda Phoenix menjadi simbol harapan dan keberanian untuk berubah. Orang-orang Mesir percaya bahwa setiap kali mentari terbit, jiwa Phoenix kembali menyapa dunia — mengingatkan manusia bahwa meski hidup penuh luka dan kehilangan, selalu ada kesempatan untuk memulai lagi.

 

English Version–

Amid the vast desert of ancient Egypt, beneath the blazing sun and cloudless sky, stood an old palm tree by a quiet oasis. There lived a majestic bird known as the Phoenix — its golden feathers shimmered like sunrise, and its eyes were calm as dawn itself.

The Phoenix was no ordinary creature. It lived for centuries, witnessing kingdoms rise and fall, generations born and gone. Whenever the world changed, it sang songs that brought peace and balance to the land.

But even the eternal must face time. As the centuries passed, its wings dulled, its voice weakened, and its light began to fade. Gazing at the sunset, the Phoenix whispered,

“My time has come. Yet from every ending, a new beginning is born.”

It flew to the highest mountain in Egypt. There, it built a nest of cinnamon twigs and fragrant leaves, weaving it with care and grace. As the final rays of the sun touched the sky, the Phoenix sang the sweetest song ever heard.

“O Sun, bear witness to me. From the ashes, I shall rise again.”

Then fire descended from the heavens. The nest burned brightly, and the Phoenix surrendered to the flames. The desert winds carried the glowing ashes far and wide. But in the warmth of the ashes, a small chick emerged — a new Phoenix, reborn from itself.

With gentle eyes, it looked toward the heavens and spoke softly,

“I am not gone. I have only changed.”

As its golden feathers grew, so did its renewed spirit. Every flap of its wings filled the air with the scent of cinnamon and hope. The young Phoenix carried the ashes of its past self in its beak and flew to the Temple of the Sun in Heliopolis. There, it laid the ashes upon the altar and said,

“There is no end without a beginning. From every mistake comes a chance to rise again. In every darkness, light awaits.”

From that day forward, the legend of the Phoenix became a symbol of hope, rebirth, and courage to transform. The people of Egypt believed that each sunrise carried the soul of the Phoenix — reminding all that even in loss and sorrow, there is always the power to begin anew.

Pesan Moral / Moral Message

Dari setiap akhir, ada awal yang baru. Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan kesempatan untuk tumbuh dan menjadi lebih kuat.
From every ending comes a new beginning. Failure is not the end, but the chance to rise stronger than before.

Scroll to Top