CP Bahasa Indonesia Terbaru 2025 Kelas 5 & 6 SD/MI (Fase C

CP Bahasa Indonesia Terbaru 2025 Kelas 5 & 6 SD/MI (Fase C): Mengasah Kemampuan Analitis & Ekspresif Siswa

kepalasekolah.id – CP Bahasa Indonesia Terbaru 2025 Kelas 5 & 6 SD/MI (Fase C): Mengasah Kemampuan Analitis & Ekspresif Siswa. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, melalui Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), kembali menegaskan komitmennya terhadap peningkatan kualitas pendidikan nasional dengan merilis Keputusan Kepala BSKAP Nomor 046/H/KR/2025. Keputusan ini merinci Capaian Pembelajaran (CP) untuk berbagai jenjang, dan kini fokus perhatian kita tertuju pada CP Bahasa Indonesia untuk Fase C, yang diperuntukkan bagi siswa Kelas V dan VI SD/MI.

CP ini dirancang sebagai puncak dari pembelajaran Bahasa Indonesia di tingkat sekolah dasar, mempersiapkan siswa untuk jenjang pendidikan selanjutnya dengan kompetensi berbahasa yang lebih mendalam, analitis, dan ekspresif.

CP Bahasa Indonesia Fase C ini merupakan kelanjutan dan penguatan dari fase-fase sebelumnya (Fase A dan B), yang bertujuan untuk membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi secara kritis, kreatif, dan efektif di tengah derasnya arus informasi dan perubahan sosial budaya. Artikel ini akan mengupas tuntas setiap aspek penting dari CP Bahasa Indonesia Fase C, mulai dari rasionalisasi, tujuan-tujuan pembelajaran, karakteristik yang membedakannya, hingga rincian spesifik dari elemen-elemen dan capaian pembelajaran yang harus dikuasai oleh siswa di akhir fase ini.

 

A. Rasional: Bahasa Indonesia sebagai Fondasi Literasi Global di Era Digital

Pengakuan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi ke-10 dalam Sidang Umum UNESCO pada 20 November 2023 adalah sebuah tonggak sejarah yang membanggakan, mencerminkan peningkatan peran dan relevansi Bahasa Indonesia di kancah internasional. Fenomena ini diperkuat oleh pesatnya perkembangan program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) yang kini menjangkau 56 negara di seluruh dunia. Dalam konteks era globalisasi dan revolusi teknologi informasi yang berlangsung cepat, kemampuan berbahasa dan bernalar telah menjadi kompetensi fundamental yang sangat krusial untuk menghadapi disrupsi dan adaptasi terhadap perubahan sosial budaya. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Indonesia memegang peranan sentral sebagai kompetensi kunci yang tak tergantikan.

Mata pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya sekadar disiplin ilmu yang mengajarkan kaidah kebahasaan. Lebih dari itu, ia berfungsi sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi secara kritis, kreatif, dan komunikatif, baik lisan maupun tertulis, dalam beragam konteks kehidupan. CP ini secara spesifik dirancang untuk membantu siswa mengaplikasikan keterampilan berbahasa mereka untuk berbagai tujuan dan situasi, sekaligus memperkuat identitas nasional, memupuk multilingualisme, dan meningkatkan relevansi global mereka.

Kemampuan berbahasa, bersastra, dan berpikir merupakan fondasi esensial dari literasi. Literasi, dalam pengertian luasnya, adalah kemampuan dan praktik sosial yang terus-menerus digunakan untuk bekerja dan belajar sepanjang hayat. Dengan demikian, pembelajaran Bahasa Indonesia secara inheren merupakan pembelajaran yang menguatkan kemampuan literasi dan praktik sosial untuk berbagai tujuan berkomunikasi dalam konteks sosial budaya Indonesia. Dalam skema ini, Bahasa Indonesia juga berperan sebagai “penghela” bagi semua mata pelajaran lain, artinya ia mendukung pemahaman konsep-konsep di bidang studi lainnya, sehingga mewujudkan integrasi lintas-disiplin (interdisciplinary learning) yang semakin nyata.

Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah sebuah keharusan di era ini. Penggunaan teks digital, pengembangan literasi media dan informasi di era digital, serta integrasi teknologi dalam analisis teks dan penulisan telah menjadi kajian yang sangat penting. Keterampilan berbahasa, apresiasi dan ekspresi seni melalui sastra, serta komunikasi ilmiah melalui keterampilan menyusun argumen dan laporan, akan secara signifikan mendukung penguatan karakter siswa dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEKS).

Secara filosofis, mata pelajaran Bahasa Indonesia berakar kuat pada Sumpah Pemuda butir ketiga (3) yang berbunyi, “menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia“. Pernyataan ini menegaskan status Bahasa Indonesia sebagai bahasa utama di Indonesia, sambil tetap mengakui keberadaan ratusan bahasa daerah yang memiliki hak hidup dan peluang penggunaan bahasa asing sesuai kebutuhan. Butir ini secara gamblang menegaskan pentingnya pembelajaran berbahasa dalam pendidikan nasional. Lebih dari itu, Bahasa Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi nasional, tetapi juga sebagai simbol identitas dan pemersatu bangsa dalam keragaman budaya dan bahasa daerah, yang merefleksikan nilai-nilai kebangsaan dan demokrasi.

Secara umum, pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran mendalam (deep learning). Secara khusus, mata pelajaran Bahasa Indonesia juga mengadopsi pendekatan pedagogi genre, yang melibatkan empat tahapan esensial: penjelasan (explaining, building the context), pemodelan (modelling), pembimbingan (joint construction), dan pemandirian (independent construction). Selain kedua pendekatan utama ini, pembelajaran Bahasa Indonesia juga dapat disampaikan dengan pendekatan lain yang sesuai dengan pencapaian pembelajaran tertentu.

Pembinaan dan pengembangan kemampuan berbahasa Indonesia melalui pembelajaran mendalam ini akan berkontribusi pada pembentukan “Delapan Dimensi Profil Lulusan”, yang meliputi: (1) keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME, (2) kewargaan, (3) kreativitas, (4) penalaran kritis, (5) kolaborasi, (6) kemandirian, (7) kesehatan, dan (8) komunikasi. Ini menunjukkan bahwa CP Bahasa Indonesia tidak hanya fokus pada aspek kognitif, tetapi juga pada pengembangan karakter dan soft skill yang komprehensif.

 

B. Tujuan: Membangun Kompetensi Berbahasa yang Komprehensif dan Berbasis Karakter

Mata pelajaran Bahasa Indonesia memiliki delapan tujuan utama yang saling berkaitan, dirancang untuk mengembangkan siswa secara holistik:

  1. Kemampuan berkomunikasi secara efektif dan santun: Membentuk siswa yang mampu menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan dengan jelas, terstruktur, dan menghargai etika komunikasi dalam berbagai situasi.
  2. Sikap pengutamaan dan penghargaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara Republik Indonesia: Menanamkan rasa bangga, cinta, dan kesadaran akan pentingnya menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar sebagai identitas dan alat pemersatu bangsa.
  3. Kemampuan berbahasa dengan berbagai teks multimodal (lisan, tulis, visual, audio dan audiovisual) untuk berbagai tujuan dan konteks: Mempersiapkan siswa menghadapi kompleksitas informasi di era digital, mampu menginterpretasi, menganalisis, dan memproduksi informasi dari berbagai format.
  4. Kemampuan literasi (berbahasa, bersastra, dan bernalar) dalam belajar dan bekerja: Menguatkan pondasi literasi sebagai keterampilan fundamental yang relevan dalam setiap aspek kehidupan, baik akademik, profesional, maupun sosial.
  5. Kepercayaan diri untuk berekspresi sebagai individu yang cakap, sehat mental dan fisik, mandiri, bergotong-royong, serta bertanggung jawab: Membangun kepribadian siswa yang tangguh, proaktif, mampu berkolaborasi, dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri, sesama, dan lingkungan.
  6. Pemahaman tentang kaidah tata bahasa, kosakata, sastra, dan budaya Indonesia: Memperdalam pengetahuan siswa tentang struktur Bahasa Indonesia, memperkaya kosakata, serta menumbuhkan apresiasi yang mendalam terhadap karya sastra dan kekayaan budaya bangsa.
  7. Kepedulian terhadap budaya lokal dan lingkungan sekitarnya: Mendorong siswa untuk lebih peka, kritis, dan peduli terhadap warisan budaya lokal serta isu-isu lingkungan di sekitar mereka.
  8. Kepedulian untuk berkontribusi sebagai warga Indonesia: Memotivasi siswa untuk menjadi warga negara yang aktif, positif, dan mampu memberikan sumbangsih yang konstruktif bagi kemajuan bangsa.

 

C. Karakteristik: Keterampilan Berbahasa yang Kompleks dan Terintegrasi dengan Penalaran

Mata pelajaran Bahasa Indonesia dirancang untuk membentuk keterampilan berbahasa reseptif (menyimak, membaca, dan memirsa) dan keterampilan berbahasa produktif (berbicara dan mempresentasikan, serta menulis). Kompetensi berbahasa ini berlandaskan pada tiga pilar yang saling berhubungan dan saling mendukung untuk mengembangkan kompetensi siswa secara utuh:

  • Bahasa: Mengembangkan kompetensi kebahasaan yang lebih kompleks, termasuk pemahaman dan penggunaan tata bahasa, kosakata (denotatif dan konotatif), serta struktur kalimat yang benar dan efektif dalam berbagai konteks.
  • Sastra: Mengasah kemampuan memahami, mengapresiasi, menanggapi, menganalisis, dan bahkan mencipta karya sastra yang lebih beragam, berfungsi sebagai sarana ekspresi dan refleksi budaya yang mendalam.
  • Berpikir: Memfasilitasi pengembangan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan imajinatif pada tingkat yang lebih tinggi, yang esensial dalam menganalisis informasi, memecahkan masalah, dan menghasilkan ide-ide orisinal.

Keterkaitan antara kemampuan reseptif dan produktif dikembangkan secara sinergis dalam proses pembelajaran. Murid perlu dilibatkan dalam interaksi verbal (percakapan dan diskusi) yang didasarkan pada pemahaman mereka tentang teks, kemampuan mengapresiasi estetika teks dan nilai budayanya, serta proses mencipta teks yang lebih kompleks. Mereka juga perlu diberi kesempatan untuk membaca teks dalam beragam format, atau yang dikenal sebagai teks multimodal (teks tertulis, teks audio, teks audiovisual, teks digital, dan teks kinestetik), dengan beragam konten dan genre. Selain itu, siswa juga harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang tata bahasa Bahasa Indonesia serta cara penggunaannya yang efektif untuk mendukung kompetensi berbahasa mereka. Pendekatan pembelajaran mendalam melalui pemanfaatan beragam tipe teks dan teks multimodal tetap menjadi inti dalam strategi pengajaran Bahasa Indonesia di Fase C.

 

Elemen dan Deskripsi Capaian Pembelajaran Bahasa Indonesia

Berikut adalah elemen-elemen dan deskripsi yang menjadi kerangka acuan dalam pengembangan kompetensi Bahasa Indonesia:

Elemen Deskripsi
1. Menyimak Kemampuan murid dalam menerima, memahami informasi yang didengar, dan menyiapkan tanggapan secara relevan untuk memberikan apresiasi kepada mitra tutur. Proses yang terjadi dalam menyimak mencakup kegiatan seperti mendengarkan, mengidentifikasi, memahami, menginterpretasi tuturan bahasa, memaknai, dan/atau menyiapkan tanggapan terhadap mitra tutur. Komponen-komponen yang dapat dikembangkan dalam menyimak di antaranya kepekaan terhadap bunyi bahasa, sistem isyarat, kosakata, struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan metakognisi.
2. Membaca dan Memirsa Membaca merupakan kemampuan murid untuk memahami, memaknai, menginterpretasi, dan merefleksi teks sesuai tujuan dan kepentingannya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan potensi. Memirsa merupakan kemampuan untuk memahami, memaknai, menginterpretasi, dan merefleksi sajian visual dan/atau audiovisual sesuai tujuan dan kepentingannya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan potensi murid. Komponen-komponen yang dapat dikembangkan dalam membaca dan memirsa di antaranya kepekaan terhadap fonem, huruf, sistem isyarat, kosakata, struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan metakognisi.
3. Berbicara dan Mempresentasikan Berbicara merupakan kemampuan menyampaikan gagasan, tanggapan, dan perasaan dalam bentuk lisan. Mempresentasikan merupakan kemampuan memaparkan gagasan atau tanggapan secara fasih, akurat, bertanggung jawab, dan/atau menyampaikan perasaan sesuai konteks dengan cara yang komunikatif melalui beragam media (visual, digital, audio, dan audiovisual). Komponen-komponen yang dapat dikembangkan dalam berbicara dan mempresentasikan di antaranya kepekaan terhadap bunyi bahasa, sistem isyarat, kosakata, struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan metakognisi.
4. Menulis Kemampuan menyampaikan gagasan, tanggapan, dan perasaan dalam bentuk tulis secara fasih, akurat, bertanggung jawab, dan sesuai konteks. Komponen-komponen yang dapat dikembangkan dalam menulis di antaranya menerapkan penggunaan ejaan, kata, kalimat, dan paragraf, struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan metakognisi dalam beragam tipe teks.

D. Capaian Pembelajaran Spesifik untuk Fase C (Kelas V dan VI SD/MI/Program Paket A)

Pada akhir Fase C, murid memiliki kemampuan sebagai berikut:

3.1. Menyimak Menganalisis informasi dari teks nonsastra berbentuk teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengarkan); dan menganalisis isi teks sastra berbentuk teks aural.

3.2. Membaca dan Memirsa Membaca kata-kata dengan berbagai pola kombinasi huruf dengan fasih dari bacaan dan/atau tayangan yang dipirsa; dan menganalisis informasi serta nilai-nilai dalam teks sastra dan nonsastra berwujud teks visual dan/atau audiovisual.

3.3. Berbicara dan Mempresentasikan Mempresentasikan gagasan dari berbagai tipe teks dengan efektif dan santun; dan menyampaikan perasaan berdasarkan fakta, imajinasi (dari diri sendiri dan orang lain) secara indah dan menarik dalam bentuk teks sastra dengan penggunaan kosakata secara kreatif.

3.4. Menulis Menulis berbagai tipe teks sederhana berdasarkan gagasan, hasil pengamatan, pengalaman, dan/atau imajinasi dengan rangkaian kalimat kompleks secara kreatif, menarik, dan/atau indah; dan menggunakan kaidah kebahasaan dan kosakata baru yang memiliki makna denotatif dan konotatif.

Unduh Lengkap CP Resmi 2025

Implikasi dan Harapan untuk Generasi Emas Indonesia

Capaian Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Fase C menandai transisi penting bagi siswa SD/MI menuju jenjang pendidikan menengah. Dengan fokus pada kemampuan menganalisis informasi, menghasilkan teks kompleks, dan mengekspresikan diri secara kreatif dan santun, CP ini mempersiapkan siswa untuk menjadi individu yang tidak hanya cakap berbahasa, tetapi juga berpikir kritis dan adaptif di era digital.

Implikasi bagi para pendidik di Kelas 5 dan 6 SD/MI sangat besar. Guru diharapkan dapat memfasilitasi pembelajaran yang lebih mendalam, menantang siswa untuk menguraikan makna tersembunyi dalam teks, dan membimbing mereka untuk menghasilkan karya tulis yang lebih orisinal dan terstruktur. Pembelajaran sastra akan lebih ditekankan pada apresiasi nilai-nilai dan kreativitas berekspresi. Penggunaan teks multimodal dan integrasi teknologi menjadi semakin krusial untuk mendukung analisis informasi yang beragam.

Dukungan dari seluruh ekosistem pendidikan—mulai dari pemerintah, dinas pendidikan, sekolah, hingga orang tua—akan menjadi kunci keberhasilan implementasi CP Fase C ini. Pelatihan guru yang berkelanjutan, ketersediaan sumber belajar yang relevan dan bervariasi, serta dorongan dari lingkungan keluarga untuk terus berliterasi, akan sangat memengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran ini.

Dengan keberhasilan penerapan CP Bahasa Indonesia 2025 di Fase C, kita optimis akan terbentuknya generasi muda Indonesia yang tidak hanya mahir berbahasa ibu, tetapi juga memiliki kemampuan literasi yang kuat, daya nalar yang tajam, dan karakter yang kokoh, siap menghadapi tantangan global dan berkontribusi secara nyata bagi kemajuan bangsa.

Bagaimana pandangan Anda tentang peran penting Fase C ini dalam membentuk masa depan literasi anak-anak kita? Mari berdiskusi lebih lanjut tentang bagaimana kita dapat mendukung implementasinya.

Scroll to Top