kepalasekolah.id – Capaian Pembelajaran (CP) Bahasa Inggris SMA/SMK 2025: Struktur, Fase, dan Level CEFR Kurikulum Merdeka. Bahasa Inggris dalam Kurikulum Merdeka 2025 di tingkat SMA dan SMK memegang peranan penting dalam menyiapkan peserta didik menghadapi dunia global. Sebagai bahasa komunikasi internasional, penguasaan Bahasa Inggris bukan hanya kompetensi akademik, melainkan juga keterampilan abad ke-21 yang menunjang karier dan pendidikan lanjut.
Dokumen resmi Capaian Pembelajaran Bahasa Inggris SMA/SMK 2025 yang dirilis oleh Kemendikbudristek menjadi acuan bagi guru dalam mengembangkan modul ajar dan rancangan asesmen. Dokumen ini selaras dengan Common European Framework of Reference for Languages (CEFR), sehingga lulusan SMA/SMK memiliki kompetensi berbahasa yang diakui secara internasional.
Daftar Isi
- 1 Gambaran Umum CP Fase E dan F
- 2 Struktur CP Bahasa Inggris SMA/SMK
- 3 Keterkaitan CP dengan Level CEFR
- 4 Pendekatan Pembelajaran Kurikulum Merdeka
- 5 Integrasi dengan Profil Pelajar Pancasila
- 6 Asesmen dalam CP Bahasa Inggris SMA/SMK
- 7 Penerapan CP di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
- 8 Tantangan dan Peluang Implementasi
- 9 Penutup
Gambaran Umum CP Fase E dan F
Capaian Pembelajaran Bahasa Inggris untuk SMA/SMK dibagi dalam dua fase, yaitu:
-
Fase E: untuk kelas X dan XI
-
Fase F: untuk kelas XII (dan kelas akhir SMK)
Kedua fase ini menargetkan kemampuan berbahasa Inggris pada level CEFR B1 hingga B2, di mana siswa diharapkan dapat menggunakan Bahasa Inggris secara efektif dalam konteks akademik, sosial, dan profesional.
Menurut dokumen CP Bahasa Inggris SMA/SMK (Kemendikbudristek, 2024), pembelajaran diarahkan untuk memperluas kemampuan komunikatif siswa: memahami teks kompleks, menyampaikan pendapat, dan menulis argumentasi. Selain itu, CP menekankan pentingnya kemampuan berpikir kritis, kolaborasi, serta kesadaran lintas budaya (intercultural awareness).
Struktur CP Bahasa Inggris SMA/SMK
Struktur capaian pembelajaran terbagi menjadi empat elemen utama keterampilan berbahasa (language skills) yang saling berhubungan. Setiap elemen memiliki capaian akhir per fase.
| Elemen CP Bahasa Inggris SMA/SMK | Capaian Akhir Fase E (Kelas X–XI) | Capaian Akhir Fase F (Kelas XII/SMK) |
|---|---|---|
| Menyimak (Listening) | Memahami informasi utama dan detail dalam berbagai teks lisan seperti diskusi, wawancara, dan presentasi. | Memahami gagasan, opini, dan maksud pembicara dalam konteks akademik dan profesional. |
| Berbicara (Speaking) | Mampu menyampaikan ide, pengalaman, dan opini dengan lancar menggunakan bahasa yang tepat. | Berpartisipasi aktif dalam diskusi kompleks dan menyampaikan presentasi formal dengan percaya diri. |
| Membaca (Reading) | Memahami teks informatif, naratif, dan argumentatif dari berbagai sumber otentik. | Menganalisis teks akademik, editorial, atau laporan teknis dengan berpikir kritis. |
| Menulis (Writing) | Menulis teks deskriptif, naratif, dan ekspositori dengan struktur logis. | Menulis esai argumentatif, laporan akademik, dan surat formal sesuai konteks profesional. |
Keempat elemen ini menjadi dasar penyusunan modul ajar dan asesmen, sehingga guru dapat mengintegrasikan seluruh keterampilan dalam pembelajaran berbasis proyek atau tugas komunikatif.
Keterkaitan CP dengan Level CEFR
CP Bahasa Inggris SMA/SMK 2025 secara eksplisit mengacu pada kerangka CEFR (Common European Framework of Reference). Menurut CEFR, kemampuan bahasa Inggris di fase E dan F berada pada rentang B1 hingga B2.
Level ini menandai transisi dari pengguna bahasa “independen” ke “mahir awal”, yang berarti siswa mampu menggunakan bahasa dengan lebih fleksibel untuk keperluan akademik dan profesional.
| Level CEFR | Deskripsi Kompetensi Peserta Didik |
|---|---|
| B1 (Independent User) | Dapat memahami teks utama dalam percakapan, menulis teks sederhana, dan mengekspresikan pendapat dalam berbagai situasi. |
| B2 (Upper-Intermediate) | Dapat memahami ide utama dari teks kompleks, berinteraksi dengan penutur asli secara lancar, dan menulis teks yang jelas dan terstruktur dengan baik. |
Standar ini memungkinkan guru menilai pencapaian siswa berdasarkan kriteria yang lebih objektif dan selaras dengan sistem penilaian global seperti IELTS atau TOEFL Junior.
Pendekatan Pembelajaran Kurikulum Merdeka
Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, pembelajaran Bahasa Inggris tidak lagi bersifat linier dan tekstual, melainkan berbasis kompetensi komunikasi dan konteks nyata. Guru didorong menggunakan pendekatan seperti:
-
Project-Based Learning (PjBL): siswa membuat produk otentik seperti podcast, artikel opini, atau presentasi digital.
-
Task-Based Learning (TBL): setiap kegiatan didasarkan pada tugas komunikatif seperti wawancara, debat, atau simulasi pekerjaan.
-
Differentiated Instruction: guru menyesuaikan metode dan materi berdasarkan kebutuhan, minat, dan tingkat kemampuan siswa.
Contohnya, di kelas XI SMK, siswa dapat melakukan simulasi wawancara kerja menggunakan Bahasa Inggris. Sementara di SMA, proyek bisa berupa membuat majalah digital bertema youth culture atau environmental awareness.
Pendekatan ini sejalan dengan rekomendasi dari OECD Future of Education Report (2023) yang menekankan pentingnya pembelajaran berbasis konteks untuk mengembangkan global competence.
Integrasi dengan Profil Pelajar Pancasila
Pembelajaran Bahasa Inggris juga diarahkan untuk mendukung penguatan Profil Pelajar Pancasila, terutama pada dimensi:
-
Bernalar kritis
-
Kreatif
-
Mandiri
-
Bergotong royong
-
Berkebinekaan global
Melalui aktivitas lintas budaya seperti pertukaran surat elektronik dengan siswa luar negeri (e-penpal project) atau membahas isu lingkungan global, peserta didik dilatih untuk menghargai perbedaan dan berpikir terbuka terhadap perspektif dunia.
Asesmen dalam CP Bahasa Inggris SMA/SMK
Asesmen dalam Kurikulum Merdeka bersifat autentik dan berkelanjutan. Guru menilai kemampuan bahasa siswa melalui performa nyata seperti:
-
Portofolio karya tulis atau video berbahasa Inggris
-
Proyek kolaboratif dan refleksi individu
-
Presentasi lisan dan debat akademik
-
Jurnal belajar harian atau mingguan
Pendekatan ini menggantikan pola ujian tradisional yang hanya menilai hasil akhir. Guru dapat menggunakan rubrik yang disesuaikan dengan indikator CEFR, misalnya aspek fluency, coherence, accuracy, dan interaction.
Hal ini juga diperkuat dalam Panduan Pembelajaran Bahasa Inggris SMA/SMK (Puskurjar, 2024) yang menegaskan perlunya asesmen formatif dan umpan balik berkala untuk menumbuhkan kesadaran belajar mandiri.
Penerapan CP di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Untuk jenjang SMK, CP Bahasa Inggris Fase F menyesuaikan dengan konteks vokasional. Fokusnya pada kemampuan berbahasa untuk keperluan kerja dan komunikasi profesional. Misalnya:
-
Menulis email formal dan laporan kerja.
-
Melakukan percakapan telepon bisnis.
-
Memahami instruksi teknis atau manual kerja.
Konteks ini memperkuat relevansi CP dengan kebutuhan dunia kerja yang mengedepankan English for Specific Purposes (ESP). Guru SMK dapat memanfaatkan materi dari lingkungan industri, magang, atau proyek wirausaha.
Tantangan dan Peluang Implementasi
Walaupun CP Bahasa Inggris 2025 membawa semangat baru, implementasinya menghadapi tantangan seperti keterbatasan sumber daya, variasi kemampuan siswa, dan kesiapan guru. Namun, peluang besar terbuka melalui digitalisasi pembelajaran.
Dengan adanya platform seperti Merdeka Mengajar, guru dapat mengakses modul ajar, video praktik baik, serta forum diskusi antarguru Bahasa Inggris. Kolaborasi ini mempercepat adopsi Kurikulum Merdeka di seluruh Indonesia.
Selain itu, integrasi teknologi seperti AI writing assistant dan language learning app juga membantu siswa berlatih secara mandiri sesuai rekomendasi UNESCO (2024) dalam laporan AI in Education.
Dapatkan CP Terbaru 2025 Lengkap Download disini
Penutup
Capaian Pembelajaran Bahasa Inggris SMA/SMK 2025 mencerminkan visi pendidikan nasional yang selaras dengan standar global. Dengan acuan CEFR dan pendekatan Kurikulum Merdeka, siswa tidak hanya menguasai bahasa secara struktural, tetapi juga mampu menggunakannya untuk berpikir kritis, berkolaborasi, dan beradaptasi di dunia internasional.
Guru menjadi aktor kunci dalam menghidupkan semangat CP ini di kelas. Melalui pembelajaran yang autentik, reflektif, dan berorientasi proyek, CP Bahasa Inggris dapat menjadi jembatan menuju generasi muda Indonesia yang berdaya saing global, berkarakter, dan berjiwa Pancasila.
