kepalasekolah.id – Juknis Nembang Macapat FTBI 2025: Panduan Lengkap Lomba Tembang Jawa untuk Generasi Milenial dan Gen Z. Lomba Nembang Macapat dalam FTBI 2025 ini bukan hanya ajang unjuk kebolehan vokal, tetapi juga upaya konkret untuk memupuk kecintaan, pemahaman, dan keterampilan generasi muda, khususnya siswa SD dan SMP, terhadap seni tembang Jawa yang adiluhung ini. Dengan mengusung tema “Pelindungan Bahasa Jawa” dalam beberapa ketentuan materi, lomba ini secara langsung mengaitkan seni tradisi dengan semangat pelestarian bahasa ibu. Artikel ini akan mengulas secara tuntas juknis (petunjuk teknis) dan materi lomba Nembang Macapat di FTBI 2025, memberikan panduan komprehensif bagi calon peserta, pendamping, maupun pemerhati budaya.
Mengapa Nembang Macapat Penting untuk Generasi Muda?
Minat generasi muda terhadap bahasa dan sastra Jawa, termasuk tembang Macapat, memang menjadi keprihatinan. Padahal, melalui Macapat, siswa dapat belajar banyak hal:
- Pemahaman Bahasa Jawa Kuno dan Klasik: Lirik-lirik Macapat seringkali menggunakan kosa kata dan struktur kalimat Jawa yang lebih halus dan mendalam, membantu siswa memahami kekayaan bahasa Jawa secara holistik.Apresiasi Seni dan Budaya: Nembang Macapat melibatkan aspek vokal, notasi, cengkok, dan penghayatan, yang semuanya merupakan bagian dari seni pertunjukan tradisional Jawa. Ini melatih kepekaan estetik siswa.
- Nilai-nilai Filosofis: Banyak tembang Macapat mengandung pitutur luhur atau nasihat bijak yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, membentuk karakter dan budi pekerti siswa.
- Melatih Kedisiplinan dan Konsentrasi: Mempelajari laras, titi laras, dan pedhotan dalam Macapat membutuhkan ketekunan dan konsentrasi tinggi.
- Identitas Budaya: Menguasai Nembang Macapat adalah salah satu bentuk kebanggaan terhadap identitas budaya Jawa, sejalan dengan tujuan FTBI untuk meningkatkan rasa percaya diri dan bangga siswa terhadap kekayaan budaya.
Dengan demikian, lomba Nembang Macapat di FTBI 2025 bukan sekadar kompetisi, melainkan sebuah wahana pendidikan karakter dan pelestarian budaya yang sangat efektif.
Juknis Lomba Nembang Macapat FTBI 2025: Detail Penting untuk Peserta
Petunjuk teknis lomba Nembang Macapat adalah panduan krusial yang harus dipahami oleh setiap peserta dan pendamping. Ketelitian dalam memahami juknis akan sangat memengaruhi persiapan dan performa di hari-H lomba.
1. Materi Tembang: Wajib dan Pilihan Sesuai Jenjang
Aspek paling fundamental adalah materi tembang yang akan dibawakan. Panitia telah menetapkan tembang wajib dan pilihan yang berbeda untuk jenjang SD dan SMP, serta laras (tangga nada) yang digunakan.
Untuk Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP):
-
- Tembang Wajib: Setiap peserta wajib menembangkan satu bait tembang Macapat Dhandhanggula Padhasih laras Slendro Pathet Sanga. Tembang Dhandhanggula dikenal dengan pola persajakan yang luwes dan sering digunakan untuk menyampaikan ajaran moral atau gambaran kehidupan.
- Tembang Pilihan: Peserta juga wajib menembangkan satu bait tembang Macapat pilihan. Penting dicatat, tembang pilihan ini tidak boleh Dhandhanggula, Maskumambang, atau Pocung. Laras yang digunakan untuk tembang pilihan ini adalah Pelog (bisa Pelog 5, Pelog 6, Nyamat, atau Barang).
- Cakepan, Notasi, dan Cengkok: Untuk jenjang SMP, cakepan (lirik), notasi, dan cengkok (gaya melodi) harus disiapkan sendiri oleh peserta. Ini menunjukkan tingkat kemandirian dan pemahaman yang lebih dalam. Tema yang diusung untuk tembang ini adalah “Pelindungan Bahasa Jawa”, yang menekankan relevansi lomba dengan tujuan utama FTBI.
Untuk Jenjang Sekolah Dasar (SD):
- Tembang Wajib: Setiap peserta SD wajib menembangkan satu bait Macapat Kinanthi laras slendro pathet manyura. Tembang Kinanthi sering digunakan untuk menggambarkan perjalanan hidup, nasihat, atau persahabatan, dengan karakteristik melodi yang lembut dan menenangkan.
- Tembang Pilihan: Peserta juga wajib menembangkan satu bait tembang pilihan antara Macapat Pangkur Suragreget laras pelog pathet nem atau Macapat Asmaradana laras pelog pathet barang. Pangkur sering digunakan untuk menggambarkan semangat kepahlawanan atau kemarahan yang bijak, sementara Asmaradana lebih ke arah percintaan atau kasih sayang.
- Cakepan dan Notasi: Berbeda dengan SMP, untuk jenjang SD, cakepan dan notasi lengkap disediakan oleh panitia. Hal ini mempermudah peserta SD dalam mempelajari dan menghafal materi.
2. Akses Materi Wajib dan Pilihan:
Panitia telah mempermudah akses materi wajib (untuk SD dan SMP) dan pilihan (untuk SD) melalui tautan khusus:
https://s.id/MateriMacapat2025. Peserta diimbau untuk segera mengunduh dan mempelajari materi tersebut.
3. Busana Tradisional Adat Jawa:
Aspek penampilan juga menjadi perhatian. Peserta wajib mengenakan busana tradisional adat Jawa. Pilihan busana meliputi Jawi jangkep, beskap landhung, kebaya, kebaya berjilbab, atau busana adat setempat. Ini tidak hanya menambah kemeriahan acara, tetapi juga menanamkan rasa bangga akan identitas budaya.
4. Prosedur Penampilan:
- Penyebutan Judul dan Laras: Saat tampil, peserta hanya perlu menyebutkan judul dan laras tembang yang akan disajikan.
- Posisi Duduk dan Membaca Teks: Peserta diperbolehkan tampil dalam posisi duduk dan boleh membaca teks saat menembang. Ini memberikan kemudahan bagi peserta agar lebih fokus pada kualitas vokal dan penghayatan tanpa terbebani hafalan lirik yang sempurna.
- Larangan Penggunaan Pelantang dan Alat Pengiring: Penting untuk diperhatikan bahwa peserta tidak diperkenankan menggunakan pelantang (mikrofon) dan tidak boleh menggunakan alat pengiring, baik yang dimainkan sendiri maupun oleh orang lain (musik ilustrasi). Hal ini menekankan keaslian vokal dan kemampuan menembang secara murni.
5. Kriteria Penilaian: Fondasi Keberhasilan
Penilaian dalam lomba Nembang Macapat didasarkan pada tiga aspek utama yang memiliki bobot berbeda:
- Dasar Suara (Kualitas Suara, Power): 35%
- Kualitas Suara: Meliputi kebeningan, kejernihan, resonansi, dan karakteristik suara peserta secara umum. Suara yang merdu dan stabil akan mendapatkan nilai lebih.
- Power: Kekuatan suara yang stabil dan terkontrol, tidak terlalu lirih namun juga tidak sampai memekik. Kemampuan menjaga volume suara agar tetap terdengar jelas tanpa bantuan mikrofon menjadi krusial.
- Teknik (Penguasaan Laras, Ketepatan Titi Laras, Pelafalan, Pedhotan): 35%
- Penguasaan Laras: Kemampuan peserta dalam membawakan tembang sesuai dengan laras (tangga nada) yang ditentukan, baik Slendro maupun Pelog. Kesesuaian dengan pathet juga menjadi pertimbangan.
- Ketepatan Titi Laras: Akurasi dalam membunyikan nada-nada sesuai dengan notasi yang seharusnya. Ini membutuhkan pendengaran yang tajam dan latihan yang konsisten.
- Pelafalan: Kejelasan dalam melafalkan setiap suku kata dalam cakepan (lirik). Pengucapan vokal dan konsonan Jawa yang tepat sangat penting.
- Pedhotan: Kemampuan dalam memenggal atau menghentikan kalimat pada tempat yang benar sesuai kaidah tembang. Pedhotan yang tepat akan membuat tembang lebih bermakna dan enak didengar.
- Penghayatan: 30%Penjiwaan: Ekspresi emosi dan pemahaman terhadap makna lirik yang dibawakan. Penghayatan ini bisa terlihat dari mimik wajah, sorot mata, dan aura yang dipancarkan saat menembang. Meskipun peserta boleh membaca teks, penghayatan tetap menjadi elemen penting untuk membuat penampilan terasa hidup dan menyentuh. Peserta diharapkan dapat menyampaikan pesan dari tembang tersebut kepada pendengar.
Strategi Persiapan Optimal untuk Peserta Nembang Macapat
Dengan memahami juknis dan kriteria penilaian, calon peserta dapat menyusun strategi persiapan yang lebih terarah.
- Pelajari Materi Secara Mendalam: Unduh materi dari tautan yang disediakan panitia. Hafalkan cakepan dan notasi tembang wajib dan pilihan dengan cermat. Jangan hanya menghafal, tetapi juga pahami makna setiap kata.
- Latihan Laras dan Pathet: Latih kepekaan pendengaran dan vokal terhadap laras Slendro dan Pelog, serta pathet yang relevan. Jika memungkinkan, gunakan instrumen tradisional seperti gamelan atau aplikasi gamelan digital sebagai panduan.
- Fokus pada Teknik Vokal: Latih kualitas suara, kontrol power, dan intonasi. Latihan pernapasan diafragma sangat penting untuk menghasilkan suara yang stabil dan kuat tanpa pelantang.
- Perhatikan Pelafalan dan Pedhotan: Ucapkan setiap kata dengan jelas dan latih pedhotan yang tepat. Mintalah masukan dari guru atau pembimbing.
- Pendalaman Penghayatan: Baca dan pahami makna filosofis atau pesan yang terkandung dalam setiap tembang. Bayangkan emosi atau situasi yang digambarkan dalam lirik dan cobalah untuk mengekspresikannya melalui vokal Anda.
- Latihan dengan Busana Lomba: Biasakan diri tampil dengan busana tradisional adat Jawa. Meskipun penampilan tidak masuk kriteria penilaian langsung, rasa nyaman dan percaya diri dengan busana akan memengaruhi performa.
- Simulasi Lomba: Lakukan simulasi penampilan di depan guru, keluarga, atau teman. Minta mereka memberikan umpan balik yang konstruktif. Perhatikan waktu penampilan Anda.
- Jaga Kesehatan Vokal: Hindari makanan dan minuman yang bisa mengganggu tenggorokan. Cukup istirahat dan minum air putih yang banyak.
Harapan dan Dampak Nembang Macapat di FTBI 2025
Lomba Nembang Macapat dalam FTBI 2025 adalah langkah strategis Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah dalam menjawab tantangan pelestarian budaya. Dengan fokus pada pendidikan dan pengembangan generasi muda, lomba ini diharapkan dapat:
- Membangkitkan Minat Baru: Menarik lebih banyak siswa untuk mempelajari dan mendalami seni tembang Jawa.
- Mencetak Bibit Unggul: Mengidentifikasi dan membina talenta-talenta muda yang memiliki potensi di bidang Nembang Macapat.
- Memperkaya Khazanah Budaya: Menghasilkan interpretasi dan cengkok baru dari tembang-tembang lama yang dibawakan oleh generasi muda, memberikan nafas baru bagi kesenian ini.
- Memperkuat Identitas Lokal: Membekali generasi muda dengan pemahaman dan kebanggaan akan akar budaya mereka.
Dengan dukungan penuh dari orang tua, guru, dinas pendidikan, dan masyarakat, lomba Nembang Macapat di FTBI 2025 tidak hanya akan menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sebuah perayaan keberlanjutan budaya Jawa yang patut kita lestarikan bersama. Mari bersama-sama sukseskan Festival Tunas Bahasa Ibu 2025 dan pastikan bahwa tembang Macapat terus berkumandang dari generasi ke generasi.