kepalasekolah.id – Simak laporan terbaru Digitalisasi Pembelajaran yang diluncurkan Pemerintah. Perangkat tiba di ribuan sekolah, namun pemerataan infrastruktur 3T masih jadi pekerjaan rumah utama.
Program Digitalisasi Pembelajaran yang diluncurkan secara resmi oleh Presiden pada pertengahan November lalu kini memasuki tahap implementasi krusial. Dalam dua minggu terakhir, perangkat utama seperti Papan Interaktif Digital (Interactive Flat Panel/IFP) dan laptop berisi konten pembelajaran digital telah didistribusikan secara masif ke ribuan sekolah di 38 provinsi di Indonesia.
Pemerintah menargetkan seluruh perangkat digital ini tiba di sekolah penerima paling lambat pada Desember 2025 untuk memulai lompatan besar transformasi pendidikan nasional.
Daftar Isi
A. Fokus Utama: Jembatan Kesenjangan Digital
Presiden dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menegaskan bahwa program ini berprioritas pada pemerataan kualitas, terutama di Daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal). Digitalisasi ini bertujuan untuk:
- Mengurangi Disparitas: Memastikan siswa di daerah terpencil mendapatkan akses ke materi dan perangkat pembelajaran yang sama modernnya dengan sekolah di perkotaan.
- Meningkatkan Kualitas: Menyediakan konten pembelajaran digital yang interaktif dan up-to-date, sehingga meningkatkan literasi, numerasi, dan keterampilan abad ke-21 siswa.
- Penguatan Guru: Membekali guru dengan pelatihan masif agar mampu mengoptimalkan perangkat, mengubah metode mengajar, dan menciptakan ekosistem belajar yang kreatif.
Saat ini, laporan menunjukkan bahwa proses pengiriman perangkat telah mencapai 215.572 unit secara total, menandakan komitmen percepatan yang luar biasa dari pemerintah.
B. Pekerjaan Rumah Berat: Infrastruktur dan Kesiapan Guru
Meskipun distribusi perangkat keras berjalan sesuai target, para pengamat pendidikan dan praktisi di lapangan menyoroti dua tantangan besar yang harus segera diatasi agar revolusi ini berhasil:
- Isu Jaringan dan Listrik di 3T:
Daerah 3T, yang menjadi prioritas utama penerima perangkat, sering kali tidak memiliki akses internet yang memadai atau bahkan listrik 24 jam. Pemerintah telah mengantisipasi hal ini dengan menyertakan akses internet satelit dan panel surya pada perangkat untuk sekolah yang paling terisolasi. Namun, pemeliharaan jangka panjang dan ketersediaan teknisi lokal diyakini akan menjadi pekerjaan rumah (PR) yang tidak mudah.
- Kesiapan Guru (Literasi Digital):
Transformasi ini tidak hanya bergantung pada perangkat, tetapi pada perubahan pola pikir guru. Kurikulum nasional yang baru berfokus pada pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) dan pengenalan pelajaran coding serta Kecerdasan Buatan (AI). Hal ini menuntut redistribusi guru ASN yang kompeten dan pelatihan ulang yang efektif untuk guru-guru yang selama ini terbiasa dengan metode ceramah konvensional.
C. Harapan Menuju Indonesia Emas 2045
Menteri Kemendikdasmen, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., dalam keterangannya menyatakan bahwa Program Digitalisasi Pembelajaran ini merupakan fondasi awal menuju Indonesia Emas 2045.
“Ini baru awal, kita akan terus tingkatkan. Kualitas pendidikan kita harus kita perbaiki. Investasi ini bukan hanya pada perangkat, tetapi pada pembangunan ekosistem yang kreatif, inklusif, dan berkeadilan bagi seluruh anak bangsa,” tegasnya.
Diharapkan, dengan penyediaan perangkat keras, konten berkualitas, dan pelatihan yang berkelanjutan, kesenjangan kualitas pendidikan antara wilayah perkotaan dan pedesaan dapat dipersempit, menciptakan generasi yang lebih melek teknologi dan siap bersaing secara global.
Sumber Informasi
- Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) (Terkait peluncuran dan target distribusi).
- Siaran Pers Resmi Istana/BPMI Setpres (Laporan jumlah perangkat yang sudah dikirim).
- Analisis Ahli Pendidikan (Terkait tantangan implementasi di lapangan dan kesiapan guru).
