Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara

Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara Edisi #3

kepalasekolah.id – Kumpulan cerita rakyat Nusantara dalam dua bahasa — Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris — ditulis dengan gaya ringan dan modern agar mudah dipahami anak-anak. Setiap kisah membawa pesan moral dan nilai kehidupan yang menginspirasi untuk berbuat baik, bersahabat, dan rendah hati. Temukan keseruan membaca sambil belajar dalam setiap edisi mingguan kami!

Daftar Isi

Si Pitung, Jagoan dari Betawi

Jakarta (Betawi)

Bahasa Indonesia

Di sebuah kampung di Betawi, hiduplah seorang pemuda bernama Si Pitung. Ia dikenal sebagai anak yang rajin mengaji, pandai silat, dan sangat baik hati. Meskipun hidup sederhana, Si Pitung tidak pernah tinggal diam saat melihat orang lain kesusahan.

Suatu hari, kabar menyebar bahwa juragan kaya bernama Juragan Balim sering mengambil hasil panen rakyat tanpa membayar dengan adil. Warga kampung menjadi takut, sebab penjaga-penjaga juragan itu garang dan kejam.

Namun, Si Pitung tidak takut. Ia berkata kepada sahabatnya, Dulah,

“Kalau kita diam saja, mereka akan terus menindas rakyat. Lebih baik kita lakukan sesuatu untuk menolong.”

Dulah ragu, “Tapi, Pitung, mereka banyak dan bersenjata!”

Si Pitung tersenyum, “Kebaikan tidak butuh senjata, Dulah. Yang penting niat dan keberanian.”

Malam itu, Si Pitung diam-diam menyusup ke gudang milik Juragan Balim. Ia mengambil hasil panen yang seharusnya milik rakyat, lalu membagikannya kembali kepada orang-orang miskin di kampung.

Keesokan harinya, warga terkejut sekaligus gembira karena hasil panen mereka kembali.

“Alhamdulillah, siapa yang melakukan ini?” tanya mereka.

Si Pitung hanya tersenyum dari kejauhan, tidak ingin dipuji. Namun, kabar tentang keberaniannya segera menyebar ke seluruh kampung. Banyak orang mulai memanggilnya “Jagoan Betawi yang Membela Rakyat.”

Sejak saat itu, Si Pitung menjadi simbol keberanian dan kebaikan. Ia selalu menolong tanpa pamrih, meski nyawanya sering terancam.

“Selama masih ada ketidakadilan,” kata Si Pitung, “selama itu pula aku akan berbuat baik dengan caraku sendiri.”

 

English Version

Si Pitung, the Hero of Betawi
Jakarta (Betawi Folklore)

In a small village in Betawi lived a young man named Si Pitung. He was known as a kind, honest, and brave man. Though he lived a simple life, he never ignored people in need.

One day, the villagers whispered about a rich man named Juragan Balim, who took the farmers’ harvest without paying them fairly. The villagers were afraid because his guards were cruel and carried weapons.

But Si Pitung wasn’t afraid. He told his friend, Dulah,

“If we stay silent, they will keep hurting our people. We must do something to help.”

Dulah hesitated, “But Pitung, they’re many, and they have weapons!”

Si Pitung smiled,

“Goodness doesn’t need weapons, Dulah. What matters is courage and sincerity.”

That night, Si Pitung quietly sneaked into Juragan Balim’s warehouse. He took the stolen harvest and returned it to the poor villagers.

The next morning, people were surprised and happy to find their crops back.

“Praise be to God! Who did this?” they asked.

From afar, Si Pitung smiled, not wanting any praise. But soon, his bravery spread throughout the land, and people began calling him “The Hero of Betawi.”

From that day on, Si Pitung became a symbol of courage and kindness. He helped others selflessly, even when his own life was in danger.

“As long as there is injustice,” said Si Pitung, “I will keep doing good in my own way.”

 

Pesan Moral dan Motivasi

Pesan Moral: Kebaikan sejati bukan tentang mencari pujian, tetapi tentang keberanian untuk menolong orang lain, meskipun berisiko.
Motivasi: Jadilah seperti Si Pitung—berani membela kebenaran dengan hati yang tulus. Karena satu tindakan baik bisa menyalakan cahaya harapan bagi banyak orang.
(Moral Message & Motivation: True kindness is not about seeking praise, but about having the courage to help others, even at risk. Be like Si Pitung—brave enough to stand for what’s right, for one good act can light hope for many.)

Scroll to Top