kepalasekolah.id – Kumpulan cerita rakyat dunia dalam dua bahasa — Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris — ditulis dengan gaya ringan dan modern agar mudah dipahami anak-anak. Setiap kisah membawa pesan moral dan nilai kehidupan yang menginspirasi untuk berbuat baik, bersahabat, dan rendah hati. Temukan keseruan membaca sambil belajar dalam setiap edisi mingguan kami!
Daftar Isi
The Giving Tree (Pohon yang Memberi)
Amerika
—Versi Bahasa Indonesia—
Di tepi sebuah hutan yang tenang, tumbuhlah sebatang pohon apel besar. Pohon itu sangat menyayangi seorang anak laki-laki yang setiap hari datang bermain di bawah rindangnya daun.
Setiap pagi, anak itu berlari dan berseru,
“Selamat pagi, Pohon!”
Dan pohon itu menjawab dengan lembut,
“Selamat pagi, Anak kecil. Mari bermain bersamaku!”
Mereka bermain petak umpet, memanjat cabang, dan beristirahat di bawah bayangan daun hijau. Saat lapar, sang anak memetik apel merah dari dahan pohon. Ia selalu berkata,
“Terima kasih, Pohon! Apelmu manis sekali!”
Pohon itu tersenyum bahagia.
“Selama kamu bahagia, aku juga bahagia.”
Tahun-tahun berlalu. Anak itu tumbuh menjadi remaja, lalu pemuda. Ia mulai jarang datang. Suatu hari, ia kembali dengan wajah murung.
“Aku ingin membeli mainan dan pakaian baru, tapi aku tak punya uang,” katanya.
Pohon itu berpikir, lalu berkata,
“Ambillah apel-apelku. Jual di kota. Kau bisa membeli apa pun yang kau mau.”
Anak itu memetik semua apel dan berlari gembira. Pohon itu merasa senang, meski kini rantingnya tampak kosong.
Bertahun-tahun kemudian, anak itu datang lagi—kini sudah menjadi pria dewasa.
“Aku ingin punya rumah untuk keluargaku,” katanya.
Pohon menjawab,
“Ambillah cabang-cabangku. Gunakan untuk membangun rumahmu.”
Dan pria itu memotong cabang-cabang pohon. Pohon itu berkata lirih,
“Selama kau bahagia, aku juga bahagia.”
Waktu berlalu, pria itu datang lagi, kini sudah menua.
“Aku ingin berlayar jauh dari sini,” katanya.
Pohon menjawab dengan suara pelan,
“Ambillah batangku dan buatlah perahu.”
Pria itu memotong batang pohon dan berlayar pergi. Kini, tinggal tunggul kecil yang sunyi di hutan.
Bertahun-tahun kemudian, lelaki tua itu kembali. Ia sudah sangat lemah.
“Aku sudah tidak punya tenaga untuk apa-apa lagi,” katanya lirih.
Tunggul itu berkata,
“Aku tidak punya apa-apa lagi untuk diberikan… hanya tempat duduk untukmu beristirahat.”
Pria itu tersenyum lemah, duduk di atas tunggul, dan berkata,
“Ini cukup, Pohon. Aku bahagia.”
Dan pohon itu pun tersenyum, meski hanya tinggal tunggul, karena ia tahu—cinta sejati adalah tentang memberi tanpa pamrih.
—English Version—
In a quiet forest stood a big apple tree. The tree loved a little boy who came to play every day.
Each morning, the boy would call,
“Good morning, Tree!”
And the tree would reply,
“Good morning, little boy. Come and play with me!”
They played hide and seek, climbed branches, and rested under the shade. When the boy was hungry, he picked apples and said,
“Thank you, Tree! Your apples are delicious!”
The tree smiled and said,
“As long as you’re happy, I’m happy too.”
Years passed. The boy grew into a young man and came less often. One day, he returned looking sad.
“I want to buy new clothes and toys, but I have no money,” he said.
The tree thought for a while and replied,
“Take my apples. Sell them in town. You’ll get the money you need.”
The young man picked all the apples and ran away happily. The tree felt glad, though its branches were bare.
Years later, the man returned again.
“I want a house for my family,” he said.
The tree replied,
“Take my branches. Build your home.”
The man cut off the branches and went away. The tree whispered,
“As long as you’re happy, I’m happy too.”
Many years later, the man came back, now old and weary.
“I want to sail far away,” he said.
The tree answered softly,
“Take my trunk. Build a boat.”
The man did, and sailed away, leaving only a lonely stump.
After many years, the man came back, very old and tired.
“I have nothing left to give,” said the stump.
“I just need a place to rest,” the old man whispered.
“Sit down, my friend,” said the stump.
And the man sat down, smiled, and whispered,
“Thank you, Tree. I am happy.”
The tree was happy too — for giving is its way of loving.
Pesan Moral & Motivasi
Cinta sejati adalah tentang memberi tanpa berharap kembali.
(True love is about giving without expecting anything in return.)
