kepalasekolah.id – Kumpulan cerita rakyat dunia dalam dua bahasa — Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris — ditulis dengan gaya ringan dan modern agar mudah dipahami anak-anak. Setiap kisah membawa pesan moral dan nilai kehidupan yang menginspirasi untuk berbuat baik, bersahabat, dan rendah hati. Temukan keseruan membaca sambil belajar dalam setiap edisi mingguan kami!
Daftar Isi
Saint George dan Naga dari Silene
Inggris (Eropa)
—Versi Bahasa Indonesia—
Pada zaman dahulu, di sebuah kerajaan bernama Silene, hidup seekor naga raksasa yang menebar ketakutan di seluruh negeri. Nafasnya beracun, dan setiap kali ia mengaum, ladang-ladang menjadi kering, sungai membusuk, dan langit berubah kelam.
Rakyat Silene hidup dalam ketakutan. Untuk menenangkan sang naga, mereka memberikan korban setiap hari — pertama binatang, lalu manusia. Hingga suatu hari, giliran putri kerajaan yang harus dikorbankan.
Seluruh kota menangis. Putri itu, berpakaian putih dan berlinang air mata, dibawa ke tepi danau tempat naga itu tinggal. Namun tak ada yang berani menolongnya.
Hingga pada sore hari, seorang kesatria muda datang menunggang kuda putihnya. Ia memperkenalkan diri dengan tenang,
“Namaku George, seorang kesatria dari kerajaan jauh. Mengapa seorang putri harus ditinggalkan di sini sendirian?”
Seorang penduduk menjawab dengan sedih,
“Tuan, naga itu akan datang sebentar lagi. Tak ada yang bisa melawannya. Jangan membahayakan nyawamu.”
George menatap ke arah danau, matanya penuh tekad.
“Jika kejahatan dibiarkan, maka ketakutan akan tumbuh. Aku tidak bisa berpaling.”
Tiba-tiba air danau bergemuruh. Seekor naga besar dengan sisik hijau mengerikan muncul, matanya menyala seperti bara api. Nafasnya membuat pepohonan layu. Putri itu menjerit, tapi George segera turun dari kudanya dan menghunus pedangnya.
“Kembalilah ke tempatmu, makhluk jahat!” seru George.
Naga itu meraung dan menyemburkan api. George berlindung di balik tameng peraknya. Panas terasa membakar, tapi ia tidak mundur. Ia menunggu waktu yang tepat, lalu menyerang dengan tombak panjangnya tepat ke leher sang naga.
Tombak itu patah — tapi George tetap berdiri. Ia menatap sang putri dan berteriak,
“Berdoalah untukku, Putri! Aku tidak akan menyerah!”
Dengan keberanian luar biasa, ia mengambil pedangnya dan menebas rantai di leher naga. Makhluk itu meraung keras, lalu ambruk dan jatuh ke danau, tenggelam dalam pusaran air beracun.
Kerajaan Silene bergemuruh gembira. Rakyat bersorak, dan sang raja memeluk George dengan air mata haru.
“Kau telah menyelamatkan putriku, juga seluruh rakyatku. Apa yang bisa kami berikan padamu?”
George hanya tersenyum dan berkata,
“Aku tidak melakukannya demi hadiah. Aku hanya ingin kejahatan tidak lagi menakut-nakuti dunia.”
Sejak hari itu, Silene menjadi negeri yang damai. Kisah Saint George menyebar ke seluruh dunia, menjadi simbol keberanian yang tak gentar menghadapi keburukan — bahkan ketika semua orang sudah menyerah.
—English Version—
Long ago, in a distant kingdom called Silene, there lived a terrible dragon that spread terror across the land. Its breath was poisonous, and wherever it roared, the fields withered, the rivers turned foul, and the skies grew dark.
To calm the monster, the people offered daily sacrifices — first animals, then humans. One dreadful day, it was the princess’s turn to be sacrificed.
The princess, dressed in white and trembling with tears, was led to the lake where the dragon lived. No one dared to help her.
But that evening, a young knight appeared on a white horse.
“My name is George,” he said calmly. “Why is a princess left here alone?”
A villager answered sadly,
“Sir, the dragon will come soon. No one can stop it. Please, save yourself.”
George looked toward the lake, his eyes firm.
“If we let evil win, fear will rule forever. I cannot turn away.”
The water began to boil. The dragon rose, enormous and dreadful, eyes blazing like fire. Its breath scorched the trees and blackened the earth.
“Begone, foul creature!” cried George.
The dragon roared and spat flames. George hid behind his silver shield, the heat unbearable. Still, he stood his ground. When the moment came, he lunged forward and drove his spear deep into the dragon’s neck.
The spear broke — but George did not give up.
“Pray for me, Princess!” he shouted. “I will not yield!”
With all his might, he drew his sword and struck the final blow. The dragon screamed and fell into the lake, never to rise again.
Cheers filled the air. The king embraced George with gratitude.
“You have saved my daughter and my people. What reward can we offer you?”
George simply smiled.
“I seek no reward, only peace. Evil must never rule our hearts.”
From that day, the land of Silene was freed from fear. The tale of Saint George and the Dragon spread far and wide, reminding all that true courage means standing up to evil, even when you stand alone.
Pesan Moral & Motivasi
Kebaikan harus berani berdiri melawan keburukan, karena diam di hadapan kejahatan sama saja dengan membiarkannya menang.
(True goodness means having the courage to face evil, for silence only lets darkness grow.)
