Landasan Empiris Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial di Indonesia

Landasan Empiris Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial di Indonesia

kepalasekolah.id – Landasan Empiris Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial di Indonesia. Perkembangan teknologi digital, terutama kecerdasan artifisial (AI), telah mengubah wajah pendidikan global. Dalam era di mana otomatisasi, pemrosesan data besar, dan kemampuan berpikir komputasional menjadi kebutuhan mendasar, pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial kini menjadi bagian penting dari sistem pendidikan di banyak negara. Landasan empiris memainkan peran penting dalam mendukung kebijakan dan praktik penerapan pembelajaran berbasis teknologi ini, termasuk di Indonesia.

Posisi Indonesia dalam Peta Kecerdasan Artifisial Global

Studi internasional menunjukkan bahwa berbagai negara telah berinvestasi besar dalam pengembangan dan pemanfaatan AI. Berdasarkan laporan Stanford Global AI Vibrancy Tool tahun 2023, Amerika Serikat memimpin peringkat tertinggi dalam pengembangan dan adopsi kecerdasan artifisial, diikuti oleh Tiongkok dan Inggris. Dalam daftar 36 negara dengan kepemimpinan AI teratas, Indonesia belum termasuk. Sementara itu, dua negara ASEAN berhasil masuk ke daftar tersebut, yakni Singapura (peringkat ke-10) dan Malaysia (peringkat ke-26).

Pemeringkatan ini tidak hanya menggambarkan kekuatan teknologi semata, tetapi juga didasarkan pada 42 indikator dalam 8 pilar utama, termasuk pendidikan, infrastruktur, riset, dan kebijakan publik. Indikator-indikator ini mencerminkan bagaimana kecerdasan artifisial menjadi bagian penting dalam strategi nasional setiap negara.

Sementara itu, The Global AI Index dari Tortoise Media yang mengukur 83 negara dalam hal investasi, inovasi, dan implementasi AI, menempatkan Indonesia pada peringkat ke-49. Peringkat ini diperoleh berdasarkan 122 indikator dalam tiga pilar utama: inovasi, investasi, dan implementasi. Meskipun belum termasuk dalam 30 besar, posisi ini menunjukkan bahwa Indonesia mulai serius dalam membangun kapasitas AI, termasuk dalam bidang pendidikan.

Praktik Global: Integrasi AI dan Koding dalam Kurikulum

Beberapa negara seperti Tiongkok, Singapura, India, Korea Selatan, dan Australia telah menetapkan strategi nasional untuk mengintegrasikan koding dan kecerdasan artifisial dalam sistem pendidikan mereka. Negara-negara ini mengembangkan kurikulum khusus dari tingkat dasar hingga menengah, dengan tujuan membentuk siswa yang tidak hanya paham teknologi, tetapi juga bertanggung jawab secara etis dalam penggunaannya.

Sebagai contoh, kurikulum di Tiongkok dirancang untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep AI dan pemrograman, sekaligus mempersiapkan mereka menghadapi revolusi industri berbasis teknologi. Di Singapura dan Australia, selain aspek teknis, kurikulum juga menekankan pada nilai-nilai etika dan keberlanjutan dalam pengembangan AI.

Faktor pendukung implementasi AI dan koding dalam pendidikan di negara-negara tersebut mencakup:

  • Dukungan pemerintah secara nasional

  • Peningkatan kapasitas guru

  • Pengembangan sarana dan prasarana digital

  • Kemitraan antara sekolah dengan industri teknologi

  • Penyesuaian kurikulum terhadap perkembangan teknologi

Dengan pendekatan sistemik, pembelajaran berbasis teknologi ini dapat diakses secara luas dan menyeluruh oleh peserta didik.

Langkah Indonesia: Kebijakan Pendidikan Digital

Di Indonesia, langkah awal telah dilakukan melalui Permendikbud Nomor 36 Tahun 2018, yang menetapkan mata pelajaran Informatika sebagai pilihan di tingkat SMP dan SMA. Pada tahun ajaran 2019/2020, beberapa sekolah mulai menerapkan Informatika sesuai kesiapan masing-masing. Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, Informatika kemudian menjadi mata pelajaran wajib di SMP dan SMA, sebagaimana diatur dalam Permendikbudristek No. 12 Tahun 2024.

Mata pelajaran Informatika kini mencakup aspek-aspek penting seperti:

  • Koding (pemrograman dasar)

  • Kecerdasan artifisial

  • Internet of Things (IoT)

  • Augmented Reality

  • Etika digital

  • Budaya digital berdasarkan nilai-nilai Pancasila

Tujuan utamanya adalah agar siswa dapat berpikir komputasional, inovatif, serta mampu menyelesaikan persoalan nyata melalui pendekatan sistematis. Melalui pembelajaran ini, peserta didik diharapkan memiliki kecakapan digital yang kuat, bijak dalam menggunakan teknologi, dan siap menghadapi tantangan global.

Dukungan Infrastruktur dan Kompetensi Guru

Penerapan pembelajaran koding dan AI tidak hanya bergantung pada kebijakan kurikulum, tetapi juga pada kesiapan sumber daya manusia dan fasilitas. Beberapa komponen utama yang perlu diperhatikan dalam konteks Indonesia meliputi:

  • Pelatihan guru: Peningkatan kapasitas guru melalui program pelatihan literasi digital dan AI menjadi kunci keberhasilan pembelajaran.

  • Infrastruktur teknologi: Sekolah memerlukan perangkat keras dan perangkat lunak yang memadai untuk pembelajaran berbasis teknologi.

  • Kemitraan strategis: Kolaborasi dengan dunia industri dan komunitas digital sangat membantu dalam penyediaan materi, platform, dan pelatihan praktis.

Beberapa sekolah di Indonesia telah mulai menerapkan pembelajaran koding dan AI baik dalam bentuk ekstrakurikuler maupun terintegrasi ke dalam pelajaran lain. Meskipun belum menjadi mata pelajaran tersendiri di semua jenjang, tren ini menunjukkan bahwa sekolah mulai menyadari pentingnya keterampilan digital bagi peserta didik.

Tantangan dan Peluang

Meski telah terdapat upaya signifikan, terdapat beberapa tantangan dalam mengintegrasikan pembelajaran koding dan AI secara nasional di Indonesia:

  • Ketimpangan akses teknologi antara daerah perkotaan dan pedesaan

  • Ketersediaan tenaga pengajar yang memahami AI dan koding masih terbatas

  • Perlunya pengembangan kurikulum yang adaptif terhadap perkembangan teknologi

Namun, peluang yang ada sangat besar, terutama jika melihat demografi Indonesia yang didominasi oleh generasi muda yang melek teknologi. Dengan strategi yang tepat, Indonesia bisa mengejar ketertinggalan dan bahkan menjadi pemimpin AI di kawasan Asia Tenggara.

Peran Pemerintah dan Rekomendasi

Untuk mendorong adopsi yang lebih luas, pemerintah dapat melakukan beberapa langkah strategis, antara lain:

  • Menetapkan roadmap nasional pembelajaran berbasis AI dan koding di semua jenjang pendidikan

  • Mendorong pengembangan konten pembelajaran berbasis teknologi lokal

  • Menyediakan insentif bagi sekolah yang menerapkan pembelajaran digital secara inovatif

  • Memperluas pelatihan guru informatika secara sistematis dan berkelanjutan

  • Mengintegrasikan pembelajaran AI dalam konteks lintas disiplin ilmu

Pengalaman dari negara-negara lain menunjukkan bahwa kebijakan yang terstruktur dan dukungan multistakeholder dapat mempercepat proses adopsi teknologi dalam pendidikan.

Kesimpulan

Landasan empiris yang diambil dari pengalaman negara-negara maju dan berkembang menunjukkan bahwa pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial adalah kebutuhan mendesak dalam pendidikan abad ke-21. Melalui penerapan kebijakan nasional yang adaptif dan inovatif, Indonesia telah menunjukkan langkah awal yang positif melalui Kurikulum Merdeka.

Namun, masih banyak ruang untuk memperluas dan memperkuat pembelajaran ini secara nasional. Dengan dukungan kebijakan, infrastruktur, guru yang kompeten, dan kemitraan lintas sektor, Indonesia memiliki potensi besar untuk mencetak generasi muda yang tidak hanya kompeten secara digital, tetapi juga berbudaya dan etis dalam memanfaatkan kecanggihan teknologi.

Integrasi pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial bukan lagi pilihan, melainkan keharusan untuk memastikan bahwa sistem pendidikan Indonesia mampu mempersiapkan masa depan yang penuh tantangan, kompleksitas, dan transformasi digital.

Scroll to Top