Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara

Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara Edisi #1

kepalasekolah.id – Kumpulan cerita rakyat Nusantara dalam dua bahasa — Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris — ditulis dengan gaya ringan dan modern agar mudah dipahami anak-anak. Setiap kisah membawa pesan moral dan nilai kehidupan yang menginspirasi untuk berbuat baik, bersahabat, dan rendah hati. Temukan keseruan membaca sambil belajar dalam setiap edisi mingguan kami!

KANCIL DAN KERBAU – SAHABAT DI SAWAH

Cerita rakyat dari Jawa Tengah

—Versi Bahasa Indonesia—

Pada suatu pagi yang cerah, di tepi sawah yang luas dan hijau, tampak seekor Kancil sedang berjalan-jalan sambil bersiul riang. Ia mencari buah-buahan segar untuk sarapan. Tak jauh dari situ, seekor Kerbau besar sedang membajak sawah dengan penuh semangat.

“Selamat pagi, Kerbau!” sapa Kancil sambil tersenyum.
“Pagi juga, Kancil,” jawab Kerbau dengan suara berat. “Kau mau ke mana pagi-pagi begini?”

“Aku hanya jalan-jalan. Tapi hei, kau tampak lelah sekali! Bagaimana kalau aku bantu?” kata Kancil dengan nada licik.

Kerbau terkejut. “Kau mau bantu? Tapi apa yang bisa dilakukan tubuh sekecilmu?”

“Jangan remehkan aku! Aku bisa membantumu berpikir lebih cepat!” kata Kancil bangga. “Kau kuat, tapi kurang cepat. Kalau kita bekerja sama, pasti sawah ini cepat selesai!”

Kerbau mengangguk setuju. Ia pun melanjutkan membajak, sementara Kancil naik ke punggungnya, berpura-pura menjadi pemimpin kerja. “Arahkan ke kanan! Sekarang ke kiri!” teriak Kancil sambil menunjuk ke sana-sini.

Sepanjang hari Kancil hanya duduk dan memberi perintah, sementara Kerbau bekerja keras di bawah terik matahari.

Menjelang sore, Kerbau berkata lelah, “Wah, ternyata kita hebat juga, ya, Kancil!”

Kancil tertawa kecil. “Tentu saja! Lihat betapa cepatnya kita bekerja! Semua karena kepemimpinanku.”

Namun saat mereka selesai, Petani pemilik sawah datang. Ia kaget melihat jejak kaki kecil dan tanah yang berantakan. “Aduh, siapa yang merusak sawahku ini?” katanya marah.

Kancil langsung melompat turun dan berlari ke hutan, meninggalkan Kerbau yang kebingungan. Petani yang tidak tahu apa-apa malah memarahi Kerbau.

Kerbau merasa sedih. Ia menunduk dan berjalan ke tepi sungai untuk membersihkan diri. Di situlah Kancil datang kembali dengan wajah bersalah.

“Kerbau, maafkan aku,” kata Kancil pelan. “Aku cuma ingin terlihat hebat, tapi malah membuatmu susah.”

Kerbau tersenyum kecil. “Tak apa, Kancil. Asal kau belajar dari kesalahanmu.”

Sejak hari itu, Kancil benar-benar berubah. Ia tidak lagi menipu teman-temannya. Ia justru sering membantu Kerbau mengumpulkan rumput atau menjaga sawah dari burung-burung nakal. Mereka pun menjadi sahabat sejati di sawah itu.

 

—English Version Below—

THE CLEVER MOUSE DEER AND THE BUFFALO – FRIENDS IN THE FIELD

(A folk tale from Central Java, Indonesia)

One bright morning, on the edge of a wide green rice field, a little mouse deer named Kancil was walking happily, humming a tune. He was looking for some fresh fruits for breakfast. Not far away, a big buffalo was plowing the field with great effort.

“Good morning, Buffalo!” said Kancil cheerfully.
“Good morning, Kancil,” replied the Buffalo in his deep voice. “Where are you going so early?”

“I’m just taking a walk. But hey, you look so tired! How about I help you?” said Kancil slyly.

Buffalo blinked in surprise. “You want to help me? But what can such a small body like yours do?”

“Never underestimate me! I can help you think faster!” said Kancil proudly. “You are strong, but not quick. If we work together, we can finish this field in no time!”

Buffalo thought for a moment, then nodded. He continued plowing while Kancil climbed onto his back, pretending to be the leader.

“Turn right! Now left! That’s it!” Kancil shouted like a commander.

All day long, Buffalo worked hard under the hot sun while Kancil just sat on his back giving orders.

By afternoon, Buffalo smiled proudly. “Wow, we make a great team, don’t we, Kancil?”

Kancil laughed. “Of course! Look how fast we finished! All thanks to my leadership!”

Just then, the Farmer came and saw the messy tracks on his field. “Oh no! Who messed up my rice field like this?” he cried angrily.

Before Buffalo could explain, Kancil quickly jumped off his back and ran to the forest, leaving poor Buffalo behind.

The Farmer, not knowing the truth, scolded the Buffalo and sent him away. Feeling sad, Buffalo went to the river to wash himself.

A few minutes later, Kancil returned with a guilty face.
“I’m sorry, Buffalo,” he said softly. “I just wanted to look smart, but I only caused you trouble.”

Buffalo smiled kindly. “That’s alright, Kancil. As long as you’ve learned your lesson.”

From that day on, Kancil truly changed. He never tricked his friends again. Instead, he helped Buffalo collect grass and guarded the field from naughty birds. They became true friends in the rice field ever since.

 

Pesan Moral / Moral of the Story:

Kepintaran tanpa kejujuran tidak ada artinya.
(Cleverness means nothing without honesty.)

Teman sejati adalah yang mau bekerja sama dan saling menolong, bukan yang memanfaatkan satu sama lain.
(A true friend helps and supports, not takes advantage of others.)

Motivasi / Motivation:

Terkadang kita ingin terlihat hebat sendiri, padahal kekuatan sejati justru ada dalam kerja sama dan ketulusan hati.
(Sometimes we want to look great on our own, but true strength lies in teamwork and sincerity.)

Jika kamu membantu temanmu dengan ikhlas, suatu saat kamu juga akan menemukan teman yang siap menolongmu kembali.
(When you help your friends sincerely, one day you’ll find friends who will help you in return.)

Scroll to Top